BMKG Ralat Kekuatan Gempa 7,4 Menjadi 6,9 SR

| Sabtu, 03 Agustus 2019 | 09.55 WIB

Bagikan:
Bernasindonesia.com - Badan Meteorologi,  Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akhirnya mengumumkan bahwa peringatan potensi tsunami akibat gempa 7.4 Skala Richter di Samudera Hindia Jawa dinyatakan berakhir untuk seluruh Indonesia.

Pengakhiran peringatan tersebut  disampaikan langsung oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati lewat  keterangan pers beberapa saat yang lalu di gedung BMKG.

Setelah mendapatkan detailnya, maka
diinformasikan bahwa gempa yang terjadi pada pukul 19.03:24 WIB terjadi
 di Samudra Hindia,  tepatnya di selat Sunda.

 “Saya ulangi wilayah Samudra Hindia di sebelah Selatan selat Sunda dan hasil analisis BMKG gempa berkekuatan 7,4 yang selanjutnya dimutakhirkan menjadi berkekuatan 6,9 skala Richter,” katanya.

Pusat gempa bumi terletak pada koordinat 7,32° lintang Selatan dan 140 75° bujur timur tepatnya berlokasi di laut pada jarak 48 km pada jarak 164 km arah barat daya kota Pandeglang Kabupaten Pandeglang provinsi Banten.

“Dengan memperhatikan lokasi efisien dan sekitarnya gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi batuan di dalam Lempeng Indo Australia,” kata Dwikorita Karnawati.

Hasil analisis mekanisme  menunjukkan bahwa gempa bumi terjadi dengan mekanisme pergerakan naik akibat dari patahan naik di dalam Lempeng Indo Australia tersebut.

“Dampak dari gempa bumi berdasarkan alat pencatat yang ada di BMKG yang diverifikasi dengan laporan masyarakat menunjukkan bahwa guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Liwa, Tanggamus, Bandar Lampung,  Surade, Sukabumi, Pandeglang,” katanya.

Daerah-daerah tersebut, kata Dwikorita, mengalami guncangan dengan intensitas skala empat sampai lima artinya getaran dirasakan hampir semua penduduk.

Gempa juga  dirasakan di daerah Kebumen, Banyumas,  Tanjungsakti,  Kabupaten Lahat, Ciputat, Pamulang, Serpong,  Kota Tangerang, Cilacap, Bengkulu Selatan,  serta Kaur, dengan tingkat guncangan skala 3 MMI.

Daerah lain juga dirasakan di Jakarta,  Serang,  Kotabumi,  Pesawaran,  Sukadana,  Karawang,  Purworejo,  dengan intensitas dua sampai 3 MMI.

 “Getaran juga dirasakan di Bengkulu,  Kepahiang,  Parung,  Bogor Barat,  kemudian juga di Bandung,  Kediri,  Karangkates,  Buleleng, Lombok Barat,  Mataram,  dan Sumbawa Barat dengan tingkat  intensitas 2 MMI,” katanya.

 Berdasarkan monitoring muka air laut melalui  pasang surut muka air laut,  indikasi adanya perubahan tinggi muka air laut yang signifikan,  sehingga setelah   menunggu   dua jam,   setelah pukul 19 35 yaitu pukul 20.35, maka peringatan dini tsunami  diakhiri.

“Jadi diakhiri, ukan dicabut.  Dengan conference ini sekaligus kami menyatakan bahwa pukul 21:35 menit hingga pukul 21:35 menit waktu Indonesia Barat,  BMKG belum mencatat adanya gempa susulan. Tidak terjadi gempa susulan sampai pukul 21 lebih 30 menit,” katanya.

Dwikorita juga menyampaikan   himbauan kepada masyarakat untuk kembali ke tempat masing-masing. Yang kedua,  masyarakat dihimbau untuk tetap tenang namun juga waspada apabila terjadi gempa bumi susulan.

 Selain itu masyarakat diminta untuk menghindari dari bangunan yang diakibatkan oleh gempa, periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal   cukup aman  ataupun tidak mengalami kerusakan akibat getaran gempa yang baru saja terjadi.

“Kemudian pastikan informasi resmi bersumber dari BMKG yang terkait gempa bumi dan tsunami ini yang kami sebarkan melalui kanal komunikasi resmi,  yaitu Instagram,  Twitter, info BMKG kemudian website di www.BMKG.go.id,” ujar Dwikorita Karnawati.
Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI