Terang dalam Gelap

| Rabu, 07 Juli 2021 | 09.12 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Terlalu getir utk dikatakan. Karib, kerabat dan orang ternama mendadak pergi direnggut pandemi. Berita mati bahkan bukan lagi sesuatu yg mengejutkan.


Sbg kisah getir, absurditas tragedi covid-19 bak puisi kegelapan. Peristiwa disruptif yg mengguncang pemahaman dan kemapanan. Sebuah teks ambigu yg tak kunjung selesai diurai. Ibarat labirin tanda tanya, yg setiap ujungnya selalu sisakan misteri.

Tragedi menyentuh kedalaman emosi manusia, membangkitkan daya mitis-estetis alam bawah sadar. Dgn itu, nestapa mengasah kepekaan ekspresi puitik jiwa manusia. Ekspresi puitik dr kekuatan mitis itu semacam mantra yg bisa mengungkapkan hal-hal yg tak terjelaskan, membantu manusia menidurkan kecemasan.

Bahwa di balik kegelapan, slalu ada sisi terang.  Di balik ancaman kematian dan kepanikan global, bisa kita kenali sisi gelap dan sisi terang dari kehidupan kita. Bagi mereka yg eling dan terang budi, musibah korona bisa jadi pengingat agar manusia tak rakus, membatasi konsumsi pd makanan yg baik dan sehat. Pengurangan aktivitas ruang publik memberi kesempatan alam memulihkan diri dr berbagai polusi dan eksplotisasi. Kembali ke rumah bisa memperkuat simpul keluarga dan solidaritas sosial.

Ketergangguan perhubungan internasional menyadarkan kita betapa pentingnya memperjuangkan kedaulatan pangan dan obat-obatan. Utk suatu negara yg begitu luas dan banyak penduduknya, terlalu riskan menggantungkan kebutuhan dasar pada impor. 

Paradigma ekonomi lama dgn prinsip asal bisa membeli scr murah tak bisa dipertahankan. Dgn cara itu, kita kehilangan wahana peningkatan kapabilitas belajar utk memasuki  ekonomi pengetahuan dgn memperbesar nilai tambah atas sumberdaya kita. Tanpa usaha menanam (memproduksi) sendiri dgn penguasaan teknologi sendiri, kita akan terus mengalami defisit neraca pedagangan dan tak bisa mengembangkan kemakmuran secara inklusif. 

Kebenaran dan kesejatian itu seringkali seperti bintang di langit yg tak bisa dilihat kecuali di gelap malam. Dgn gelap korona bisa kita kenali yg benar sejati dan yg palsu manipulasi; memberi pilihan jalan agar kita bisa keluar dari kelam musibah menuju terang pengharapan.

Oleh: Yudi Latif
Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI