Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies, Jerry Massie menilai pertemuan Jokowi-Prabowo akan dicatat dalam sejarah karena pertemuan dua tokoh itu menggelar pertemuan terbuka dan dapat disaksikan publik.
"MRT jadi sejarah Rekonsiliasi Jokowi - Prabowo," ujar Jerry, Sabtu (13/7/2019).
Menurut dia, adalah positif pertemuan di MRT itu menujukkan Jokowi memberikakan sign sebuah keakraban tanpa ada perbedaan. Dengan dipilihnya stasiun MRT dan serta di atas kereta, kata dia, Jokowi sebagai Presiden terpilih ingin memperlihatkan akan achiavement (pencapaiannya), selama ini. Apalagi Pranowo belum mencoba MRT ini.
"Bagi saya ini tak masalah dimana mereka berkomunikasi. Tapi intinya ada kesepakatan bersama dan purpose (tujuan) dapat di capai. Terutama persatuan dan kesatuan bangsa," tandas dian.
Jerry kemudian mengingatkan juga soal pertemuan yang pernah dilakukan Jokowi-Prabowo pada 2016 silam. Dimana saat itu, Jokowi diajak naik kuda oleh Prabowo.
"Di atas kuda pun sambil jalan-jalan pun tak jadi persoalan. Kan ada pertemuan formal dan non formal. Jokowi ingin menunjukan rekonsiliasi sosial dimana di tempat publik. Tapi secara formal harus di tempat tertutup," katanya.
Lebih lanjut, Jerry menilai rekonsiliasi Jokowi-Prabowo bisa mengarah pada ko komunikasi verbal dan non verbal bisa. Dan kata dia, di pertemuan Jokowi-Prabowo di MRT kali ini bisa berkomunikasi sambari menikmati keindahan kota Jakarta.
"Menurut saya lokasi ini sebuah pilihan yang unik dari Jokowi. Barangkali Jokowi punya persepsi yang berbeda. Ini memang unik, tapi kita lihat secara positif," katanya
"Barangkali rekonsiliasi di MRT saya nilai akan punya impact (dampak), benefit (manfaat), influence (pengaruh) yang baik dan positif tentunya," demikian Jerry. (sy)
