Kedepankan Manajemen Krisis dan Risiko PPKM Darurat

| Rabu, 07 Juli 2021 | 13.33 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Kebijakan PPKM Darurat yang dipilih Pemerintah untuk mengerem laju lonjakan kasus positif Covid-19 harus mampu memprediksi berbagai potensi persoalan yang akan terjadi terutama disektor kesehatan. Prediksi yang didasarkan atas analisa data dan pendekatan sains menjadi rujukan utama untuk pemetaan masalah yang akan terjadi untuk kemudian menjadi dasar penyusunan formulasi strategi dan solusi.


Prediksi dan pemetaan masalah disertai formulasi strategi dan solusi akan mencegah bangsa ini masuk dalam situasi terburuk sehingga upaya besar mengendalikan pandemi bisa berjalan efektif dan tidak berlarut-larut.

Anggota DPD RI Fahira Idris mendukung langkah Pemerintah menerapkan PPKM Darurat di Jawa Bali yang berlangsung 3 hingga 20 Juli 2021. Menurutnya, terlepas dari beragam istilah yang dipakai Pemerintah sejak awal pandemi, inti dari semua kebijakan pembatasan adalah manajemen risiko dan manajemen krisis agar implementasi kebijakan efektif, fokus dan mampu meminimalisir berbagai masalah dan dampak dari masalah tersebut.

“Jika aspek manajemen krisis dan manajemen risiko terpenuhi maka PPKM Darurat ini bisa menjadi kebijakan yang efektif tidak hanya sebagai pintu masuk mengendalikan lonjakan kasus, tetapi juga efektif meminimalisir potensi ancaman dan dampak dari ancaman tersebut. Memformulasikan manajemen risiko dan manajemen krisis setidaknya membuat kita bisa terhindar dari situasi yang memberatkan PPKM Darurat misalnya rumah sakit yang over kapasitas, nakes yang kelelahan, kelangkaan oksigen dan potensi ancaman lainnya,” ujar Fahira Idris di Jakarta (5/7).

Fahira mengungkapkan, kombinasi manajemen krisis dan manajemen risiko PPKM Darurat akan memudahkan kerja-kerja pengendalian pandemi dan dampaknya tidak hanya dari sektor kesehatan tetapi juga sektor-sektor lain. 

Manajemen krisis yang memformulasikan penanganan potensi ancaman sebelum, selama, dan setelah PPKM Darurat akan semakin komprehensif jika juga dikombinasikan dengan manajemen risiko yang memberikan penilaian potensi ancaman dan menemukan cara terbaik untuk menghindari ancaman tersebut.

“Makanya kemampuan mumpuni dalam mengidentifikasi, menilai, memahami, dan mengatasi situasi serius seperti yang terjadi saat ini sangat dibutuhkan para pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan PPKM Darurat. Formulasi manajemen krisis dan manajemen risiko selama PPKM Darurat ini layaknya sprinkler di dalam gedung yang akan memancarkan air secara otomatis jika terjadi pemanasan pada suhu tertentu di gedung tersebut sehingga tidak terjadi kebakaran besar.

Artinya setiap ada potensi masalah selama PPKM Darurat ini, para pengambil kebijakan sudah mengetahui apa yang harus dilakukan sehingga masalah tersebut tidak bertambah besar dan bisa langsung diselesaikan,” pungkas Fahira.
Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI