Upaya Mitigasi BPBD Wonosobo Pascalongsor di Desa Karangsambung

| Senin, 28 Maret 2022 | 01.22 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Tanah longsor terjadi di wilayah Desa Karangsambung, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, pada Sabtu (26/3). BPBD setempat mengupayakan beberapa langkah untuk menghindari dampak susulan fenomena tersebut.


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo menginformasikan kejadian ini dipicu oleh kondisi hujan dan struktur tanah labil. Pihaknya telah memantau bahwa longsor sebelumnya pernah terjadi pada 14 Maret 2022 lalu. Kejadian saat itu material tanah menutup saluran irigasi serta membentuk cekungan sehingga air genangan terbentuk.

Ketinggian genangan diperkirakan antara 3 hingga 9 meter, yang letaknya berada pada lereng atas Desa Karangsambung. Kondisi tersebut akhirnya mengakibatkan longsoran pada Sabtu sore lalu, sekitar pukul 14.30 WIB. 

Satu warga meninggal dunia akibat material longsor pada hari itu. Proses evakuasi korban meninggal tersebut berhasil dilakukan oleh Basarnas dan unsur terkait lain. 

Petugas BPBD yang dibantu petugas Dinas Pekerjaan Umum, PDAM, Perhutani dan warga setempat melakukan pemasangan konstruksi alkon dan pipa untuk membuang air tersisa pada cekungan. Melalui upaya tersebut, air digenangan dapat dibuang hingga ke bawah. 

Di samping itu, BPBD telah mengimbau warga untuk waspada dan hati-hati terhadap longsor susulan. Pihaknya juga masih mendata luasan area sawah yang terdampak material longsor. 

BNPB mengimbau warga untuk waspada terhadap potensi longsor susulan yang dapat dipicu oleh cuaca hujan di kawasan hulu. BNPB mengapresiasi upaya penanganan darurat dan mitigasi yang dilakukan pemerintah daerah dan masyarakat pascakejadian tersebut. Diharapkan peristiwa di Wonosobo ini menjadi pembelajaran jika ditemukan bendung-bendung alam di tempat lain yang sudah terisi air dan berpotensi longsor dan menimbulkan banjir bandang. Upaya mitigasi yang cepat dan tepat waktu bisa menentukan penyelamatan jiwa manusia.

Meskipun secara periode musim secara umum Indonesia sudah berada di fase peralihan musim hujan ke musim kemarau (Maret - Mei), akan tetapi di beberapa tempat khususnya sebagaian besar Pulau Jawa, Kalimantan bagian Selatan, Tengah dan Timur, Sulawesi bagian timur masih mengalami curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama sehingga berpotensi menyebabkan banjir, banjir bandang dan tanah longsor. Oleh sebab itu warga diharapkan bisa waspada jika hujan lebat terjadi lebih dari satu jam dan jarak pandang kurang dari 50 meter. Jika kondisi tersebut terjadi, warga di sepanjang aliran sungai dan sempadan lereng diharapkan bisa evakuasi mandiri sementara hingga hujan berhenti dan tidak terdapat tanda-tanda kenaikan debit air maupun gerakan tanah.


Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI