Jika Hanya 2 Pasang Saja: Prabowo-Ganjar Versus Anies Muhaimin

| Jumat, 22 September 2023 | 10.41 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Apa  jadinya jika akhirnya yang maju di pemilu presiden 2024 hanya dua pasang capres dan cawapres saja? Yaitu  Anies dengan wakilnya Muhaimin melawan Prabowo dengan wakilnya Ganjar pranowo.


Pastilah siapapun yang menang, pilpres hanya berlangsung satu putaran saja. 

Dana yang begitu besar, yang diperlukan untuk putaran kedua, dapat dihemat. Begitu pula dengan tenaga, pikiran, emosi untuk putaran kedua bisa dialihkan untuk hal-hal lain. Pilpres menjadi sangat efisien. 

Lalu siapakah yang menang jika hanya dua pasang capres cawapres saja?  Kita lihat datanya. Ini survei yang baru saya selesai dari LSI Denny JA, September 2023.

Hasilnya: Prabowo dan Ganjar memperoleh dukungan 64,9%. Sementara Anies dan Muhaimin  mendapat  suara 16,6%.

Kemenangan Prabowo dan Ganjar telak, telak, dan telak sekali, dengan selisih di atas 40%.  Inilah kemenangan tertinggi dalam sejarah pemilu langsung di Indonesia.

SBY pernah menang besar di pilpres 2004, 2009, tapi kemenangannya di bawah 61%. Sementara  Prabowo yang berpasangan dengan Ganjar, kemenangannya di atas 62%.

Bagaimana jika dibalik? Ganjar capresnya, Prabowo cawapresnya. Mereka juga tetap menang, tapi kemenangannya di angka 60%. Sementara Anies dan Muhaimin memperoleh 20,6%.

Memang ini juga kemenangan telak. Tapi selisih kemenangannya dibawa 40%. Sementara  jika Prabowo yang capres,  kemenangannya selisih di atas 40%.

Namun mungkinkah Ganjar bersedia mengalah menjadi cawapres saja?  Jika kalkulasinya semata-mata rasional,  itu mungkin.  Kemenangan  Prabowo sebagai capres jauh lebih telak ketimbang kemenangan Ganjar sebagai capres.

Namun pemilu presiden adalah peristiwa politik. Kalkulasinya adalah kalkulasi politik, yang berbeda cara menghitungnya. 

PDIP misalnya pasti merasa   partai yang terbesar. Partai ini tak ikhlas jika calonnya,  kadernya, petugas partainya,  hanya menjadi cawapres saja.  

Apalagi  Jika PDIP yakin Ganjar akan mengalahkan Prabowo di putaran kedua.

Tapi sekali lagi sebelum pendaftaran capres- cawapres ditutup (19-25 Nov), segala hal masih mungkin saja terjadi.

Ada pameo terkenal di dunia politik: kecuali mengubah lelaki menjadi perempuan dan mengubah perempuan menjadi laki-laki, politik praktis bisa mengubah apapun. 

Itu juga termasuk bisa mengubah siapa pun yang akhirnya menjadi capres dan cawapres***

Oleh: Denny JA


Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI