BernasIndonesia.com - Ketua Umum Ikatan Keluarga Madura (IKAMA) Muhammad Rawi mengingatkan agar pengurus Nahdlatul Ulama (NU), baik tingkat pusat maupun daerah, tidak membawa bendera NU terlibat pada politik praktis. Bagi Rawi, NU harus kembali ke Khittoh 1926 untuk menghargai para pendiri dan sesepuh organisasi sosial keagamaan terbesar di Indonesia ini.
"Tadi sudah dijelaskan oleh KH Mahfudz Asirun (Ketua Rais Syuria NU DKI) bahwa Khittoh NU ini dirumuskan semata-mata untuk kemaslahatan umat. Tidak ada tujuan yang berhubungan dengan politik," kata Rawi.
Hal tersebut disampaikan Rawi usai acara do’a munajat dan istighotsah kubro di halaman Masjid Jami’ Nurul Islam, Jakarta Utara, Minggu (19/8/2018). Acara ini digelar dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke 73.
Menurut Rawi, NU kembali ke khittoh tidak terlibat pada politik praktis, khususnya pada Pemilihan Presiden (Pilpres 2019) mendatang. NU sebagai organisasi sosial keagamaan menjadi rumah bersama karena warga Nahdliyin tersebar di berbagai tempat.
"Maka kami selaku warga nadliyin berusaha mempersatukan kembali agar suasana yang selama ini banyak berita yang ke Barat dan ke Timur maka dengan istighotsah Kubra ini warga NU bersatu kembali. hal-hal yang berhubungan dengan politik kami tidak masuk ke area itu," katanya.
Kendati NU harus kembali ke Khittoh, menurut dia, warga NU tak boleh golput pada pesta demokrasi nasional lima tahunan mendatang. Hal tersebut, menurut Rawi, sudah sesuai dengan keinginanan para pendiri dan sesepuh NU.
"Itulah harapan dan keinginan warga NU. Jadi, kita tdak akan terlibat pada kepentingan politik praktis. tapi wajib hukumnya warga NU memilih," katanya. (sy)
"Tadi sudah dijelaskan oleh KH Mahfudz Asirun (Ketua Rais Syuria NU DKI) bahwa Khittoh NU ini dirumuskan semata-mata untuk kemaslahatan umat. Tidak ada tujuan yang berhubungan dengan politik," kata Rawi.
Hal tersebut disampaikan Rawi usai acara do’a munajat dan istighotsah kubro di halaman Masjid Jami’ Nurul Islam, Jakarta Utara, Minggu (19/8/2018). Acara ini digelar dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke 73.
Menurut Rawi, NU kembali ke khittoh tidak terlibat pada politik praktis, khususnya pada Pemilihan Presiden (Pilpres 2019) mendatang. NU sebagai organisasi sosial keagamaan menjadi rumah bersama karena warga Nahdliyin tersebar di berbagai tempat.
"Maka kami selaku warga nadliyin berusaha mempersatukan kembali agar suasana yang selama ini banyak berita yang ke Barat dan ke Timur maka dengan istighotsah Kubra ini warga NU bersatu kembali. hal-hal yang berhubungan dengan politik kami tidak masuk ke area itu," katanya.
Kendati NU harus kembali ke Khittoh, menurut dia, warga NU tak boleh golput pada pesta demokrasi nasional lima tahunan mendatang. Hal tersebut, menurut Rawi, sudah sesuai dengan keinginanan para pendiri dan sesepuh NU.
"Itulah harapan dan keinginan warga NU. Jadi, kita tdak akan terlibat pada kepentingan politik praktis. tapi wajib hukumnya warga NU memilih," katanya. (sy)