Cerita Legenadaris Pemain Bola Basket, Ali Budimansyah

| Minggu, 14 April 2024 | 15.54 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Legendaris pemain bola basket nasional, Ali Budimansyah menceritakan perjalanan kariernya sebagai atlet Indonesia. Secara lugas dan gampang dia ceritakan kepada HMU Kurniadi sebagai host pada podcast “Berisik”. 


Dia menceritakan aktivitasnya saat ini dirinya bergabung dengan manajemennya Borneo Hornbills sebagai Home Director yang bertugas saat Borneo melakukan pertandingan Home.

“Homebasenya di GOR Laga Tangkas Pakansari Cibinong, Bogor," buka Ali.

Ali menjelaskan dirinya masih tetap berkomunikasi dengan rekan-rekannya dulu sewaktu bermain di klub Aspac. "Kita punya WA Group kok," ujarnya.

"Pernah di-challenge sama Densu (Deni Sumargo) gak? Kan dia suka tuh bikin challenge," pancing host.

“Nggak, nggak berani dia. Dia beraninya sama kakak gue doang aja. Beraninya sama aki-aki dia," jawab Ali tertawa.

Pertanyaan cukup kritis disampaikan host, soal iklim basket sekarang yang jauh berbeda dengan iklim basket era Kobatama.

"Kita dulu suka gitu, 'I Like It'! Cuma rasanya sekarang perasaan 'I Like It' nya itu sepertinya sudah mulai luntur," ungkap Kurniadi.

“Kalau dulu kan pemain dan penikmat belum ada hiburan lain-lain. Mall ada tapi sedikit. Whatsapp juga dulu gak ada," ujar Ali.

“Informasi tentang pertandingan kan dari koran. Pertandingan live juga dari TV, nggak ada Youtube dulu."

"Jadi sekarang pilihan orang tuh lebih beragam. Elo mau dateng ke lapangan atau mau nonton live streaming. Tapi kan kita tetap mengusahakan agar orang-orang datang ke lapangan," jelas Ali.

Ali menyebutkan justru basket era sekarang malah lebih bagus. "Kita ngomong secara industri ya," katanya.

"Tapi emang banyak yang bilang lebih atraktif dan showtime yang dulu ya. Ya perbedaan itu pasti ada. Orang kan gak ter-brainwash dalam satu titik, tapi banyak titik."

Apalagi zaman sekarang, kata Ali, untuk bisa menjangkau orang lain, tinggal kita pantau saja medsosnya.

“Beda sama zaman dulu. Kalau pengen tahu kan kita harus datang ke lapangan," terang pria 4 anak ini.

"Ini juga berkaitan dengan kerjaan gue. Bagaimana agar laga home Borneo menarik orang untuk datang ke lapangan. Tapi itu kan memang butuh proses ya," ungkapnya.

Saat ditanya soal tim basket Indonesia, Ali berpendapat saat ini tim basket sedang beradaptasi. "Waktu kita menuju world cup grafik basket kita kan going up. Semuanya naik."

“Nah, habis selesai world cup harusnya kan ada efeknya yang cukup lama. Nah, sekarang lagi turun nih. Gue harap sih nanti akan naik lagi. Ini kan kita lagi beradaptasi," harapnya.

Soal tim basket yang saat kualifikasi beberapa waktu lalu mengalami kekalahan, menurut Ali dirinya percaya sama pelatih, sama pemain yang diberangkatkan.

"Cuma jangan sampai momen yang sudah kita dapat dari world cup itu malah drop. Jadi, sayang kan. Tapi gue harap ini kan proses ya, adaptasi," katanya.

“Apa ada pengaruh dari politik?" tanya Kurniadi.

"Bisa jadi. Zaman gue kan gak ada politik-politikan. Kalau zaman sekarang kan udah kecampur sama olahraga. Suka dijadiin batu loncatan."

"Tapi kan, ada yang dijadiin batu loncatan, tapi ngurusnya bener. Tapi ada juga yang dijadiin batu loncatan, tapi ngurusnya nggak bener. Yang ngurusnya nggak bener ini kan yang jadi tumor," tegas Ali.

Harapan Ali terhadap industri basket Indonesia saat ini? "Harapan gue sih jangan sampai momen yang sudah ada nggak dimanfaatkan," ujarnya.

"Iklim kompetisi sudah mulai baik, IBL juga ingin klub-klub dapat keuntungan dari home away itu."

“Mungkin gak apple to apple. Misalnya ngeluarin 2 M dapatnya cuma 200 juta. Mungkin belum, ngeluarin 1 M dapat 1 M atau 5M. Mungkin belum. Mungkin tiga tahun ke depan."

“Tapi harus dicoba. Harus dipaksakan. Gue setuju dengan yang Junas (Presiden IBL) bilang. Karena buat pemilik klub yang sudah invest akan mendapatkan impactnya, tapi itu kan butuh proses, Bro," jelas Ali.

"Harus ada keberlanjutan. Kayak NBA gitu. Itu juga kan butuh waktu. Nah, Indonesia tuh sekarang sedang kerjasama dengan liga Jepang untuk mengarah ke sana."

"Dan gue seneng ada satu orang dari liga Jepang yang mau sharing ke kita."

"Awalnya ya ini di sistem home away. Di sistem Home away kita istirahatnya lebih banyak ketimbang model Seri. Ini upaya untuk mencegah pemain mengalami cedera dan cukup istirahat," kata Ali.


Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI