Yudi Latif: Negara Yang Kuat Identitas Nasionalnya Dapat Cegah Krisis

| Jumat, 10 Juli 2020 | 09.55 WIB

Bagikan:
Bernasindonesia.com - Cendikiawan Yudi Latif mengatakan virus corona telah menjadi instrumen untuk menguji kekuatan nasional suatu bangsa. Meskipun varian virusnya sama, tapi dampaknya ke berbagai negara itu beda-beda. Ada negara yang sangat parah, ada juga negara yang dengan cepat bisa recovery.

Hal tersebut disampaikan Yudi saat menjadi pembicara webinar  bertajuk "Pandemi Covid-19 dalam Perspektif Agama dan Kebudayaan”.

Menurut Yudi, Negara dengan identitas nasional (national identity) yang kuat cenderung lebih siap dan punya daya tahan menghadapi krisis. Identitas nasional dibangun atas semangat berbagi pengalaman, share values dan berbagi kebanggaan di antara anak bangsa. Taiwan, Jepang, Korsel, dan Jerman merupakan contoh negara dengan national identity yang kuat dan terbukti mampu lebih cepat mengatasi pandemi corona.

“Jadi negara-negara dengan national dignity, kebanggaan nasional yang kuat itu biasanya jauh lebih memiliki ketahanan menghadapi berbagai cobaan. Kita lihat misalnya Jepang dan Jerman sudah berkali-kali jatuh namun berhasil bangkit. Kita juga lihat negara yang identitas nasionalnya rapuh meskipun merupakan negara adidaya kayak Amerika, tidak berkutik di dahadapan corona ini,” jelas Yudi.

Virus corona ini, menurut Yudi, benar-benar menelanjangi national strength dan national identity Amerika, tenunan sosial robek bahkan isu-isu SARA kembali mengemuka.

Lantas bagaiman dengan Indonesia?

Menurut Yudi, pandemi ini benar-benar menunjukkan taraf nasional kita berada pada level dan kualitas seperti apa. Ketika mestinya seluruh elemen bangsa merapatkan barisan karena dihadapkan pada ancaman yang sama tapi justru kita masih saja gaduh, bertengkar saling menyalahkan, dan saling menegasikan satu sama lain.

“Bahkan yang lebih buruk lagi, di masa pandemi yang memerlukan identitas nasional yang kuat ada RUU tentang ideologi negara yang mestinya berada di dalam simpul untuk menguatkan identitas nasional. Itu pun semakin menambah kegaduhan di ruang publik. Kita tidak memiliki kesanggupan untuk menjadi perekat bahkan justru semakin memecah-belah ketahanan nasional kita,” kata Yudi.

Yudi menegaskan, Covid-19 telah menunjukkan pada bangsa Indonesia apa yang salah selama 20 tahun reformasi ini, di mana semua otoritas ambruk dan kita satu sama lain saling mengkhianati.

“Kita mengalami distrust. Rasa saling percaya pudar, sumpah dan keimanan disalahgunakan, kebaikan dimusuhi kejahatan diagungkan. Padahal modal sosial jauh lebih penting ketimbang seberapa banyak investasi yang masuk,” kata Yudi.


Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI