Hidup Bermakna

| Jumat, 30 April 2021 | 09.41 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Seseorang bertanya padaku ttg cuaca. Jawabku: "Cuaca hari ini akan spt yg kita inginkan." Ia pun keheranan, "Bagaimana kau tahu?" Jawabku: "Dlm perjalanan panjang mengarungi lika-liku hidup, kutahu kehidupan tak selalu berjalan sesuai harapan. Apapun yg menimpaku akan kuhadapi dgn jembar jiwa."


Rasa syukur dan terima kasih melapangkan cakrawala kehidupan. Ia mengisi ingatan kita dgn ketulusan hati, bukan angan ambisi; membuat apa yg kita miliki jadi kecukupan, bahkan kelebihan, penolakan jd penerimaan, kekacauan jd ketentraman; membuat makanan jd selamatan, rumah fisik (house) jd pesanggrahan (home), yg asing jd kerabat. 

Tantangan membuat hidup menarik; mengatasinya membuat hidup bermakna. Merayakan hidup bukan berarti cuaca tak pernah mendung, namun dlm kondisi terburuk sekalipun, lentera jiwa tak mudah padam. Gigih belajar mengarungi lorong gelap hingga menjadi versi terbaik dari diri sendiri.

Neokorteks otak manusia menjadikannya makhluk pencari makna yg menyadari akan kebingungan dan tragedi nestapa manusia, dan jika kita tak menemukan semacam arti paling mendalam dari hidup, kita mudah jatuh ke lembah keputusasaan. Adapun makna hidup terengkuh dgn jalan mengembangkan cinta asih.

Dunia dapat menjadi surga ketika kita saling mencintai, mengasihi, melayani, dan saling menjadi sarana bagi pertumbuhan batin dan keselamatan. Dunia juga bisa menjadi neraka jika kita hidup dlm rongrongan rasa sakit, pengkhianatan, kehilangan cinta, dan miskin perhatian.

Dlm impitan kesulitan yg melilit rakyat, para pemuka bangsa dituntut mawas diri. Derita rakyat acap kali disebabkan tabiat para pemimpin yg lebih mengedepankan cinta kuasa ketimbang kuasa mencintai.

Thich Nhat Hanh mengisahkan seorang raja yg ingin membuat keputusan yg benar, lantas mengajukan pertanyaan pd seorang biksu. ”Kapan waktu terbaik mengerjakan sesuatu? Siapa org paling penting utk bisa bekerja sama? Apakah perbuatan terpenting utk dilakukan sepanjang waktu?” Biksu itu pun menjawab, ”Waktu terbaik adlh sekarang, org terpenting adlh org terdekat, dan perbuatan terpenting sepanjang waktu adlh memberikan kebahagiaan bagi orang sekelilingmu.”

Oleh: Yudi Latif
Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI