Dihajar Isu, Anies Makin Populer

| Senin, 24 Mei 2021 | 10.20 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Anies populer karena pertama, Anies adalah Gubernur DKI. Siapapun yang jadi gubernur DKI pasti populer. Media selalu memburunya. Tidak saja kerja, bersepeda saja masuk berita. Itulah enaknya jadi gubernur di Ibu Kota.


Kedua, Anies punya sejumlah prestasi yang layak diberitakan. Sejumlah terobosan dilakukan, seperti membangun Jakarta International Stadion (JIS), transportasi terintegrasi (Jaklingko), jalur sepeda, trotoar untuk kenyamanan para pejalan kaki, museum Rasulullah. Jakarta juga meraih sejumlah penghargaan, baik nasional maupun dari lembaga internasional.

Kehadiran Anies sebagai pembicara penting di forum-forum  internasional juga ikut menaikkan popularitasnya. "Beruntung Indonesia punya tokoh seperti Anies", kata publik. 

Ketiga, banyak isu yang menerpa Anies. Terakhir, isu rumah mewah. Ada tuduhan Anies mendapatkan hadiah berupa rumah mewah di Kebayoran Baru sebagai kompensasi reklamasi.

Isu ini akan menguntungkan bagi Anies ketika tidak ada bukti atas tuduhan itu. Selama ini, begitulah yang sering terjadi. Anies diisukan macam-macam, tapi tanpa pernah ada bukti. Ini blessing buat Anies. 

Semakin disudutkan dengan berbagai tuduhan yang tidak terbukti, maka Anies akan semakin banjir empati. Publik akan bilang: "ngebet amat mau jatuhin Anies".

Ada pihak-pihak yang tidak ingin Anies nyapres di 2024. Hal biasa dalam urusan kompetisi dan politik. Hanya saja, tidak cerdas kalau ingin menjatuhkan Anies dengan tuduhan tanpa bukti. Bukannya jatuh, tapi Anies malah makin populer

Jika Anies mendapatkan hadiah rumah mewah sebagai kompensasi kebijakan, sebaiknya dilaporkan saja dengan tuduhan gratifikasi. Beres! Jika ini terbukti, dengan sendirinya Anies akan habis.

Tapi, kalau justru mengumbar isu dan tuduhan itu di medsos, bikin meme dan gambar-gambar, pada kenyataannya tidak ada laporan dan juga tidak ada bukti, maka publik justru akan berbalik membela dan bersimpati kepada Anies.

Kenapa ramaikan tuduhan di medsos, biasanya karena gak ada bukti. Ini namanya bermain framming. Balck campaign. Agamawan bilang: ini fitnah. Secara politik, tentu ini tidak etis. Gak jentel. Banci. 

Setelah ditelusuri, ternyata itu rumah ada di Cipayung Jakarta Timur. Bukan di Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Gambar rumah dicomot dari agen properti. 

Bagaimana tanggapan Anies? "kurang kerjaan aja nanggepin isu murahan seperti itu", kira-kira begitu bunyi suara di hati Anies. 

Isu dan tuduhan tanpa bukti tidak akan pernah efektif. Masyarakat pada akhirnya akan tahu mana yang benar dan mana yang salah. 

Dan selama ini, tuduhan kepada Anies tidak pernah terbukti. Inilah salah satu faktor yang membuat nama Anies semakin populer dan elektabilitasnya semakin naik. Begitulah hukum politik.

Oleh: Tony Rosyid

Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa
Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI