Inilah Pesan Zudan pada Mahasiswa Baru FH UNS

| Senin, 16 Agustus 2021 | 01.06 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Pengalaman adalah guru terbaik, kata Cicero, filsuf dan orator ulung asal Romawi kuno. Bisa dibilang, pengalaman merupakan bekal yang sangat penting dalam perjalanan hidup setiap manusia. 


Nah, sebagai seorang birokrat sekaligus akademisi, Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh, SH, MH, tak segan berbagi pengalaman kepada yuniornya, para mahasiswa baru Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, pada Program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB), diikuti lebih dari 500 peserta secara virtual, Ahad (15/8/2021).

Tidak seperti biasanya, paparan Dirjen Dukcapil Kemendagri kali ini berlangsung santai dan tanpa jarak. Bahkan terkesan lebih seperti percakapan ayah dan anak, dengan panggilan Prof. Zudan kepada para mahasiswa baru, yaitu "Mas" dan "mBak".

"Saya ingin berbagi cerita saja, tidak terlalu akademik. Karena saya mengalami lebih dulu. Saya pernah S1, S2 dan S3, mas dan mbak belum pernah. Yang saya ceritakan bisa jadi cocok untuk situasi sekarang, bisa jadi nggak. Silakan yang baik diambil dan yang nggak cocok dengarkan saja. Semoga bisa menginspirasi," tuturnya membuka percakapan.

Menurut Prof. Zudan, semua aktivitasnya sekarang sebagai birokrat maupun dosen pascasarjana di berbagai perguruan tinggi--seperti Universitas Borobudur, Jayabaya, UI, UNS, IPDN, UPH, dan Untag Surabaya--ternyata banyak dibekali sejak zaman dirinya sekolah hingga kuliah.

Ia bercerita banyak menggunakan prinsip: Kenali diri sendiri, kenali kawan-kawanmu, kenali kampusmu, kenali medan tempur di sekeliling kita.

Bagi Ketua IKA FH-UNS sekaligus Wakil Ketua IKA UNS ini, bekal pertama keberhasilan sebagai mahasiswa itu adalah kemauan keras, rajin, gigih, dan semangat untuk tidak pernah menyerah. "Kalo cerdas itu adalah karunia Tuhan, sedangkan rajin dan gigih, semangat itu bawaan kita sendiri yang bisa membentuk. Pisau yang tumpul kalau diasah terus bisa jadi tajam," ujarnya penuh motivasi.

Kemudian kenali dan lingkungan yang baik. "Kalau dirimu burung carilah yang dahannya kuat untuk hinggap, kalau karaktermu harimau cari hutan yang luas. Kalau dirimu ikan jangan pilih lingkungan burung. Jangan salah memilih lingkungan. Sebab lingkungan ini yang akan membentuk diri Mas dan mBak."

Program di kampus pun harus jelas: Cari dan pilih kawan baik yang banyak, baca buku dan baca perilaku kawan. Banyak diskusi dengan dosen dan kawan-kawan, ikuti kuliah dengan hati dan pikiran yang terlibat.

Sehingga itu semua yang akan membangun branding pribadi: Sebagai anak yang baik, anak yang suka hiphip hura, anak yang selalu buat onar. Branding ini yang akan terbawa saat lulus.
 
Menurut pria kelahiran Sleman 24 Agustus 1969 ini, kuliah sama seperti melakukan perjalanan, maka nikmati dan berwisatalah. Isi perjalanan itu dengan kebaikan, suka cita, bila merasa sedih dan menderita nikmatilah, ingat pesan orangtua yang punya harapan besar ingin hadir saat wisuda putra-putrinya, dan jangan lupa landasi dengan niat baik.

"Ibarat perjalanan kita nikmati dengan hati gembira wisata sepanjang 4 tahun ini. Jalani kuliah dengan penuh kegembiraan, buat kenangan manis. Jadi pribadi yang bermanfaat minimal untuk diri sendiri, kampus dan teman-teman. Buat kampus dan orang tua bangga dengan berkarya, berprestasi dan berbuat baik. Bila tidak bisa berbuat begitu ya nggak apa-apa, yang penting jangan membuat masalah, kasihan orang tua dan kasihani diri sendiri."

Untuk itu, Zudan berpesan, mas dan mbak mahasiswa harus menjaga keamanan pribadi. Sebab tantangan zaman sekarang jauh lebih besar ketimbang ssat dirinya kuliah. Tiga tantangan krusial era sekarang: Narkoba, dan paham terorisme serta radikalisme. 

Maka dirinya mengajak, belajar agama jangan sepotong-sepotong, cari guru yang benar di masjid. Jangan hanya belajar agama dari Youtube saja. Bergaul luas dengan banyak orang, sehingga ada second atau third opinion.  

"Sekali terperangkap tiga hal tadi, seumur hidup catatan itu ada di pihak kepolisian. Maka jauhi semuanya, jaga kesehatan. Tancapkan dalam sanubari bahwa ayah ibu ingin hadir di hari wisuda kita."

Terus berbuat baik
Secara tidak sengaja, Prof. Zudan teringat pelajaran fisika yang disukai waktu SMA, yakni tentang hukum kekekalan energi dan hukum aksi dan reaksi.

Teori kekekalan energi yang dikemukakan oleh James Prescout Joule murid John Dalton itu intinya, energi tidak dapat diciptakan atau dihancurkan. Hanya berubah bentuk dari satu energi ke energi lain. "Hikmahnya apa pun yang kita lakukan tak akan pernah hilang, hanya berubah bentuk. Jadi optimalkan untuk berbuat baik."

Sedangkan hukum aksi-reaksi atau Hukum Newton 3 oleh Sir Isaac Newton itu mengajarkan gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besaran yang sama dengan arah yang terbalik. "Hikmahnya semua perbuatan akan kembali ke diri sendiri, so tetaplah berbuat baik," demikian Prof Zudan Arif Fakrulloh mengkhatamkan wejangannya pada Mas dan mBak mahasiswa baru FH-UNS.

Pada kesempatan ini, Prof. Zudan membagikan hadiah kepada dua mahasiswa yang  berhasil menjawab pertanyaannya. Dua mahasiswa beruntung itu adalah Ruth Nasya Mirachel Siregar dan Isnaini Galih Utami. Masing-masing mendapat tabungan sebesar Rp 1 juta rupiah. 
Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI