Kohati PB HMI Minta Connie Bakrie Bijaksana dan Objektif Menilai Persoalan Setelah Effendi Simbolon Minta Maaf

| Rabu, 21 September 2022 | 00.58 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Polemik soal TNI gerombolan sudah selesai. Ini setelah Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman dan anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon bertemu dan saling memaafkan. Namun, demikian, masih ada pihak-pihak yang masih mempersoalkan kasus yang dianggap terkesan menyudutkan TNI tersebut.


Sekretaris Umum Kohati Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Imayati Kalean meminta kasus Effendi Simbolon tak diperpanjang. Dia lantas meminta Analis militer Connie Rahakundini Bakrie melihat persoalan tersebut lebih arif, bijaksana dan objektif. Menurutnya, Connie Bakrie Tidak perlu membuat pernyataan yang terkesan memrpovokasi dan mengadu domba karena Panglima TNI, KSAD dan Effendi Simbolon sudah saling memaafkan.

“Kalau mengarah pada provokasi itu menurut saya sudah bukan akademisi lagi. Kalau seorang akademisi, menyampaikan pemdapat ya memang betul-betul objektif, apa yang dia lihat sebagai akademisi, tapi kalau mengarah pada provokasi dan berlebihan saya kira itu sudah ada tendensi politik tertentu. Sudah ada kepentingan-kepentingan tertentu yang bisa jadi tidak sejalan dengan apa yang hari ini terjadi bahwa kedua belah pihak sudah berdamai,” ujar Imayati saat dihubungi, Selasa (20/9/2022).

Hal ini disampaikan Imayati terkait pernyataan Connie Bakti yang mengatakan bahwa KSAD Jenderal Dudung Abdurachman ingin mendirikan sekolah untuk putranya sendiri. 

Menurut Imayati, seorang pengamat dan akademisi seperti Connie Bakrie tidak boleh menyampaikan pendapat provokatif dan menyudutkan pihak-pihak tertentu. Apalagi menyampaikan pendapat Jenderal Dudung ingin mendirikan sekolah untuk Putranya. 

“Itu sudah provokatif banget bahkan itu sudah tujuannya memecah belah. Sudah tidak sehat lagi, sudah tidak objektif lagi. Dan sudah tidak citra akademisi, sudah tercederai kalau sampai pendapat beliau itu provokatif. Semestinya itu dihentikan,” katanya. 

Imayati berharap Connie Bakrie melihat persoalan lebih objektif karena dia dikenal sebagai akademisi dan pengamat keamanan. Jangan sampai keilmuan dia tercederai hanya karena ada kepentingan tertentu. 

“Beliau harus lebih betul-betul memposisikan diri sebagai akademisi dan pengamat keamanan. Artinya harus lebih bijak apa yang beliau sampaikan harus betul-betul untuk kenyamanan berbangsa dan bernegara. Jangan sampai argumen beliau itu menciptakan perpecahan, bukan hanya secara kelompok, tapi bahkan kalau membangun perpecahan argumen dimedia itu sudah menimbulkan suatu hal negatif,” harap Imayati. 

Sementara itu, dia beraharap TNI semakin solid dalam menjaga keamanan dan pertahanan negara. Begitu juga soal saling memaafkannya antara Panglima TNI, KSAD dan Effendi Simbolon, yang Imayati mengatakan hal itu sudah tepat. 

“Sudah tepat apa yang sudah dilakukan itu. Tapi, sebagai pondasi keamanan negara tidak terjadi lagi konflik-konflik seperti itu dan mencuat ke publik karena kalau sudah mencuat ke publik ini bahaya. Itu bisa dinilai satu kelemahan,” pungkas Imayati.


Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI