Presidum PA 212 Sebut Effendi Simbolon Cari Sensasi Umbar Ketidakharmonisan Panglima TNI dan KSAD

| Kamis, 08 September 2022 | 00.01 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Ketua Presidium Alumni 212 (PA 212) Aminudin melayangkan kritik kepada Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon, yang mengumbar isu dugaan ketidakharmonisan antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Dudung Abdurachman. 


“Effendi Simbolon nyari sensasi itu, yang lain tidak ada yng ngulik-ngulik itu. Tidak seharusnya dipublis begitu, Effendi itu. Tapi gimana nasi sudah menjadi bubur, sudah di konsumsi publik,” ujar Aminuddin saat dihubungi wartawan, Kamis (8/9/2022).

Menurut Aminuddin, sebagai wakil rakyat mestinya Effendi Simbolon turut menjaga situasi nasional dari segala bentuk potensi kegaduhan. Sebab, rakyat Indonesia ingin hidupnya nyaman dan tenang. 

“Mestinya anggota DPR sebagai wakil rakyat memberikan nuansa yang adem. Kita ini lagi pada kacau balau tentang ketahanan nasional, polisi baru saja ada tragedi kaesar sambo, itu belum selesai. Kemudian diobok-obok lagi hubungan disharmoni Panglima dan KSAD,” katanya. 

Aminuddin juga menyangkan tidak adanya tabayun dari Effendi Simbolon kepada Panglima Andika dan KSAD Dudung sebelum menyampaikan adanya isu ketidakharmonisan dua petinggi TNI tersebut. 

“Effendi Siombolon mestinya tabayun dulu, kalau dia punya iktikad baik jangan langsung ujug-ujug (disampaikan) di rapat gitu. Dipertemukan gitu, dia jadi fasilitatornya, kan gitu. Dia kan punya kewenangan memanggil Panglima dan KSAD,” paparnya. 

Dia lantas mendorong Panglima Andika dan KSAD Dudung bertemu dan duduk bereng untuk membantah hal yang dituduhkan Effendi Simblon, yang juga politisi dari Fraksi PDI-Perjuangan itu. Sebab, narasi yang dibangun Effendi Simblon dan disampaikan dalam rapat terbuka bersama dengan Komisi I DPR tersebut, Aminuddin menambahkan, adalah hal yang tidak produktif. 

“Panglima dan KSAD harus ketemu untuk membantah soal-soal yang tidak produktif itu. Karena ini menyangkut ketahanan dan pertahanan nasional yang membawahi ratusan ribu prajurit gitu. Kalu mereka dikulik-kulik ketidakharmonisannya nanti di bawah takutnya ada gejolak. Jadi ke depannya harus ketemu, di acara breakfast, lunch, dinner atau makan malam gitu,” tambahnya. 

Aminuddin mengatakan perbedaan pendapat antara Panglima TNI dan KSAD adalah hal yang wajar di era demokrasi ini. Perbedaan pendapat tersebut kemudian jangan ditafsirkan terjadi ketidakaharmonisan. 

“Kalau friksi itu kan wajar, wong kita suami istri saja kadang-kadang beda pendapat,” katanya. 

Diberitakan sebelumnya, Panglima Andika dan KSAD Dudung sudah membantah tuduhan Effendi Simbolon. Hubungan keduanya tidak masalah dan memastikan seluruh matra di TNI solid. 


Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI