Zulaikha: Pelopor Tasauf Cinta

| Selasa, 27 April 2021 | 05.11 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Ada satu nama perempuan di era Mesir kuno yang diangkat kisahnya untuk menjadi ibrah bagi kaum muslimin, khususnya bagi perempuan. Namanya Zulaikha, istri Putifar, pembesar kerajaan Mesir pada masa Dinasty Amonhatep ke III. 


Dikisahkan sosok perempuan ini dalam Surah Yusuf, ketika Allah SWT mengisahkan kisah Nabi Yusuf a.s. kepada Rasulullah Muhammad SAW. 

Pada masa Amonhatep ke III berkuasa di Mesir, situasi politik saat itu dalam keadaan "terkendali" berkat kemampuan Panglima Perang, sekaligus Kepala perbendaharaan Negara, Putifar. Putifar ini yang membeli Yusuf di pasar perdagangan budak, dari penjualnya yang bernama Malik Ibn Zahr, seorang pemimpin kafilah yang melintasi daerah Kanaan, tatkala hendak berdagang ke Mesir. Malik Ibn Zahr ini dikisahkan sebagai pedagang dari Arab, cucu dari Nabi Ismail a.s. yang setelah mengetahui bahwa sosok yang telah dijualnya memiliki bukti-bukti kenabian, amat menyesal. Penyesalannya membuat dia menemui Putifar, hendak membatalkan penjualan Yusuf, dan mengembalikan dirham hasil penjualan Yusuf kepada Putifar. Namun niatnya itu tidak dikabulkan, salah satu alasannya, karena istri Putifar terlanjur sudah sangat sayang kepada Yusuf, budak yang dibeli suaminya itu, karena kebaikan budi pekerti dan ketampanannya. Pada saat itu, Zulaikha disamping istri pembesar Mesir, ia juga "putri kuil" Amon. Kala itu, religiusitas di Mesir masih dikuasai keyakinan politheisme dimana Amon Ra, adalah Dewa Matahari yang disembah sebagai Dewa paling kuat diantara dewa-dewa lain. Untuk penyembahan Amon Ra, didirikan kuil besar bernama Kuil Amon, yang sehari-harinya dipimpin oleh pendeta dengan pengaruh kekuasaan yang menyaingi Raja. Sebab itu, terjadi rivalitas antara Raja/Pemerintahan dengan Kuil Amon yang memiliki legitimasi sosio-relogius yang kuat dalam masyarakat. Perang dingin, antara Raja Amonhatep III dan Kuil Amon, sejauh itu dapat di atasi oleh Putifar dan istrinya Zulaikha. Sekalipun Zulaikah itu adalah istri Putifar, namun Putifar sendiri tidak percaya kepada ketuhanan Amon, sebagaimana Amonhatep juga sesungguhnya tidak begitu senang dengan Amon karena perilaku korup dari para pendeta penguasa kuil Amon.

Singkat cerita, Nabi Yusuf Alaihissalam dipelihara oleh Putifar di istananya, hingga remaja. Nabi Yusuf yang terbimbing oleh Allah, kian hari kian tampak ketampanannya dengan kebaikan akhlaknya. Hal itu, rupanya telah mengubah persepsi Zulaikha, terhadap dirinya. Rasa sayang yang tumbuh dalam dirinya terhadap Yusuf kecil, telah berubah menjadi tuntutan untuk menguasai Yusuf bukan sekedar budak pekerja, namun juga budak seks-nya. Pada masa itu, budak bisa diperlakukan semau tuannya, termasuk melayani nafsunya jika tuannya berkehendak. Hasrat Zulaikha nampaknya telah berkecamuk, tak tertahankan lagi. Hingga suatu waktu, ia melancarkan muslihat untuk melampiaskan nafsunya kepada Yusuf. Di sekapnya Yusuf di kamarnya, dan dipaksanya melayani dorongan seks-nya. Namun Yusuf tidak berkenan. Kejadian itu dipergoki oleh Putifar, yang membuat murka Putifar naik, setelah Zulaikha memfitnah Yusuf akan memperkosanya. Nabi Yusuf yang tidak punya saksi untuk membela diri, memperoleh petunjuk Allah, untuk mengajukan seorang bayi (keponakan Zulaikha) sebagai saksinya. Zulaikha mungkin menganggap bahwa bayi itu tidak mungkin bercerita untuk memberikan kesaksian, karena masih sangat kecil dan belum bisa bicara. Maka tanpa berpikir panjang, Zulaikha menerima usulan Yusuf untuk menjadikan bayi itu sebagai saksi. Dihadirkannlah bayi tersebut, lalua ditanyai kesaksiannya atas peristiwa itu. Diluar persangkaan mereka, bayi itu tiba-tiba dapat berbicara dan memberikan kesaksian, katanya: "jika baju Yusuf sobek bagian belakang berarti Zulaikha yang bersalah, jika baju Yusuf sobek dibagian depan, berarti Yusuf yang bersalah". Sejurus kemudian Putifar memeriksa pakaian Yusuf dan dia menemukan bagian belakang baju Yusuf sobek. Putifar marah besar kepada istrinya, namun menahan amarahnya dan memerintahkan seluruh pembantu di istana itu, untuk tidak menceritakan peristiwa itu, demi menjaga kehormatan diri dan keluarganya. Namun, tetap saja desas-desus atas peristiwa itu tidak urung ditutupi, rumors beredar di kalangan istri-istri para pembesar di Mesir. Tidak mau dianggap "murahan" mengobral diri, Zulaikha membuat rencana, mengundang semua istri-istri pembesar Mesir ke kediamannya, lalu menyediakan sebilah pisau dan jeruk pada tiap-tiap perempuan itu. Setelah itu Zulaikha memerintahkan Yusuf masuk ruangan untuk membawakan aneka makanan dan minuman kepada tetamu. Disaat Yusuf berjalan di hadapan para istri pejabat itu, ketampanan Yusuf seolah menyihir mereka, sehingga tidak sadar mengiris tangan mereka masing-masing tanpa mereka sadari.

Dihati kecil Yusuf sebenarnya juga ada rasa suka kepada Zulaikha, yang memang memiliki paras wajah yang cantik, namun takutnya kepada Allah, mengalahkan nafsunya. Nabi Yusuf alih-alih menuruti nafsunya, beliau bahkan berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari Zulaikha. Nabi Yusuf berkata sebagaimana di kisahkan dalam Alquran; Ya Allah, penjara lebih baik bagiku, daripada tetap dirumah ini. Maka sesuai keinginan hatinya itu, Allah menggerakkan Zulaikha untuk menghukum Nabi Yusuf dan memenjarakannya. 

Amaonhatep III wafat setelah diracuni oleh orang kuil Amon, ia digantikan oleh putranya, Amonhatep IV yang kira-kira seusia dengan Nabi Yusuf. Konflik antara Kuil Amon/penguasa urusan agama dengan pihak penguasa politik/pemerintahan kian memanas. Putifar masih menduduki posisinya, meski keadaannya sudah tidak sehebat dulu lagi, karena faktor usia yang membuat kesehatannya sering tidak stabil.

Belasan tahun Nabi Yusuf dalam penjara, dan kebaikan budi pekertinya membuat se-isi penjara, termasuk para penjaga di penjara itu suka padanya. Di penjara itu, Nabi Yusuf dianugerahi kemampuan mentakwilkan mimpi. Dan beberapa kali ia mentakwil mimpi dari nara pidana yang lain, dan terbukti benar. Hal itu membuatnya makin terkenal. Zulaikha sendiri yang cinta mati kepada Nabi Yusuf, masih sering datang ke penjara itu, menengok Yusuf namun hanya melihatnya dari kejauhan, dan tidak berani menemuinya. Cintanya kepada Yusuf, berdampak pula kepada nara pidana lain, termasuk para penjaga, karena seringnya Zulaikha berkirim makanan dari istananya ke penjara itu, demi kekasih hatinya, Yusuf.

Suatu waktu, Amonhatep IV bermimpi, ada 7 ekor kerbau gemuk naik disungai nil, lalu sungai nil kering, disusul naiknya 7 ekor kerbau kurus yang memakan kerbau gemuk tadi. Ia tidak tahu makna mimpinya, maka ditanyakannya kepada tukang sihir di kuil Amon. Namun tidak ada yang bisa mentakwilkan mimpinya. Belum juga mimpi itu di takwilkan, Amonhatep IV kembali bermimpi, ada 7 bulir gandum kehijauan, ditelan oleh 7 bulir gandum kering. Makin penasaran dengan mimpinya, Amonhatep membuat sayembara bagi siapapun yang mampu menafsirkan mimpinya, maka akan diberi hadiah besar dan kedudukan yg terhormat di pemerintahan.

Kerisauan Amonhatep IV atas mimpinya, mengingatkan salah seorang pelayannya yang bernama Inarus, terhadap Nabi Yusuf. Inarus pernah dipenjara bersama Nabi Yusuf, lalu kembali bekerja di kerajaan setelah bebas. Inarus memberitahu Amonhatep IV tentang kemampuan Nabi Yusuf. Ditengah ketidakmampuan para pendeta dan tukang sihir kuil Amon memecahkan mimpinya, tanpa pikir panjang Raja ini memerintahkan Inarus dan pengawalnya menemui Yusuf di penjara Sawiyah, tempar Yusuf belasan tahun ini dipenjara. Setelah bertemu, Nabi Yusuf dan menyampaikan pesan Raja, Nabi Yusuf berkata kepada utusan Raja itu. Beritahu Baginda Raja, bahwa Mesir akan mengalami 7 tahun masa subur, dimana apapun yang ditanam akan berbuah melimpah, namun setelah itu akan ada masa paceklik selama 7 tahun pula, dimana seluruh negeri akan ditimpa kekeringan, dan wabah yang menyerang tanaman, hingga bahan makan akan berkurang drastis. Demikianlah Yusuf menyampaikan kepada utusan raja itu. Urusan Raja sangat senang dengan tafsir mimpi yang disampaikan Yusuf. Lalu berkata; jika demikian, apa yang mesti dilakukan, bagaimana mengatasi jika tafsir mimpi itu benar adanya. Berkata istri Amonhatep IV, panggil saja tahanan itu (Nabi Yusuf), barangkali dia tahu juga apa yang mesti di kerjakan untuk mengantisipasinya.

Maka Raja lalu memanggil Yusuf. Namun Yusuf memberi syarat bahwa ia akan memenuhi panggilan Raja jika perempuan yang memfitnahnya di minta memberikan keterangan yang sebenarnya tentang apa yang telah dialaminya. Pesan Nabi Yusuf, disampaikan kepada Raja. Raja minta pendapat Putifar, penasehatnya tentang peristiwa yang pernah terjadi di rumah Putifar dan melibatkan istrinya, Zulaikha itu. Maka dipanggillah Zulaikha dan seluruh istri pembesar kerajaan yang dulu hadir di pesta "bujang" di rumah Putifar itu. Hasilnya, mereka terutama berterus terang bahwa semua adalah salahnya, bukan salah Yusuf. 

Nabi Yusuf yang juga dihadirkan di istana Raja saat pemanggilan  istri para pembesar ini, merasa lega bahwa masalah klarifikasi atas nama baiknya telah dilakukan. 

Selanjutnya Nabi Yusuf mentakwilkan secara rinci mimpi Raja, serta memberikan solusi yang mesti dilakukan. Raja amat senang, sebaliknya kuil Amon merasa telah dipecundangi oleh Yusuf yang oleh mereka disebut kafir karena tidak nengakui ketuhanan Amon Ra. Para pendeta itu sangat khawatir bahwa supremasi ajaran Amon selama ribuan tahun akan runtuh dengan ajaran Keesaan Tuhan yang diajarkan oleh Nabi Yusuf sejak masih di dalam penjara, bahkan secara diam-diam sejak ia masih di rumah Putifar, Nabi Yusuf telah bercerita tentang penyembahannya kepada Tuhan Yang Mahaesa, kepada Putifar. 

Singkat cerita,  Amonhatep IV mengangkat Yusuf menjadi pejabat yang mengurusi segal sesuatu terkait dengan program mengantisipasi 7 tahun musim subur dan 7 tahun musim paceklik yang akan dihadapi. Ia diberi kewenangan penuh untuk hal tersebut oleh Raja. Tidak beberapa lama berselang, Putifar meninggal dunia, dan jabatannya sebagai Kepala perbendaharaan dan penasehat utama Raja diberikan kepada Nabi Yusuf. 

Upaya yang dilakukan Nabi Yusuf didukung full oleh Raja, namun pihak kuil Amon terus berusaha menggagalkannya. Berbagai sabotase dilakukan. Akhirnya perang terbuka antara pihak pemerintah dengan kuil Amon tidak terhindarkan. Amonhatep IV umumkan masuknya ia menjadi pemeluk ajaran Tauhid, dengan memberi nama pada Tuhan Yang Maha Esa itu dengan sebutan Atum. Nabi Yusuf tidak keberatan dengan nama itu, yang penting substansinya bahwa yang dimakaud Atum adalah Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta Langit dan bumi, serta seluruh isinya. Segera setelah itu Amonhatep IV mengganti namanya menjadi Akhenatum (penyembah Atum), serta mengumumkan bahwa diseluruh Kerajaan Mesir hanya mengakui satu agama negara yaitu penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akhenatum sudah mau memberangus kuil Amon, namun Nabi Yusuf melarang,. Disisi lain, pihak kuil Amon marah besar atas keputusan Akhenatum, mereka melakukan pembangkangan terhadap Akhenatum serta berusaha menggagalkan program mitigasi atas masa paceklik yang dihadapi. Akhirnya Raja Akhenatum memutuskan memerangi kuil Amon dan para pengikutnya, memenjarakan pendetanya, namun memberi ampun kepada mereka yang bertaubat dan mengakui ajaran Keesaan Allah.

Zulaikha sendiri pasca ditinggal suaminya Putifar yang wafat karena sakit serta memang sudah uzur, tinggal di istanya seperti orang "mati",. Hatinya hampa, orientasi hidupnya tidak ada, namun tidak juga mau mengakhiri hidupnya. Di hatinya cuma ada nama Yusuf, kekasih yang tak kunjung di raihnya. Telah tiga puluh tahun lebih ia memendam cintanya, mengawasi dari jauh apa dan bagaimana keadaan Nabi Yusuf yang dicintainya. Nabi Yusuf sendiri telah punta dua orang anak, dari istrinya. Istrinya adalah adik kandung dari istri (Ratu)  Akhenatum. Amat lembut hati dan mulia budi pekertinya.

Hingga suatu waktu, istri Nabi Yusuf ini, memergoki Zulaikha  yang merintih, menangisi keadaannya di depan istananya. Zulaikha seringkali mencari tahu keadaan Yusuf dengan nongkrong di sekitar rumah Nabi Yusuf, tanpa berani memperlihatkan diri. Matanya sudah bertahun-tahun buta akibat menangisi nasib cintanya. Ketika istri Nabi Yusuf memergoki Zulaikha, Zulaikha bercerita tentang dirinya dan bagaimana cintanya kepada Yusuf, tidak disembunyikannya sedikit pun, semua diceritakan apa adanya. Istri Nabi Yusuf melaporkan hal itu kepada Raja, dan meminta agar Nabi Yusuf dihukum karena telah menyebabkan penderitaan seorang rakyat mesir. Ketika itu di istana sedang ada persidangan terhadap para pendeta petingg kuil Amon, dimana Yusuf bertjndak sebagai penuntut umum mewakili pemerintah. Praktis pada saat itu semua pembesar kerajaan hadir dan menyaksikan situasi. Persidangan atas pendeta Amon di tunda, dan Raja memberi kesempatan kepada Nabi Yusuf melakukan pembelaan diri atas gugatan istrinya. Raja juga meminta agar Zulaikha dihadirkan. Zulaikha setelah hadir diruangan, membela nabi Yusuf, bahwa bukan salahnya atas apa yang ia alami, namun mengakui bahwa dirinya memang mencintai nabi Yusuf.

Disaat yang sama wahyu turun, malaikat jibril menyampaikan ketetapan dan  perintah Allah, agar dirinya "memberikan kegembiraan" kepada zulaikha dan menikahinya. Melihat keadaan Nabi Yusuf, istrinya bertanya, apakah wahyu sedang turun wahai Nabiullah? Benar jawab Nabi Yusuf, Allah telah memerintahkan agar aku memberikan kegembiraan dengan menikahi Zulaikha. Sontak saja seluruh ruangan riuh mendengar perintah Allah itu. Tidak terkecuali para petinggi kuil Amon. Nabi Yusuf berdoa kepada Allah, dan seketika itu mata Zulaikha terbuka dan melihat kembali. Hadirin terkesima di buatnya. Akhenatun berkata kepada istrinya, tidak ada yang tidak bisa jika Nabi berdoa kepada Tuhan, tentu dikabulkan. Namun dilain pihak para pendeta kuil Amon yang sudah sangat tertutup mata hatinya untuk menerima risalah kenabian Yusuf, menganggap itu hanya sebagai sandiwara antara Zulaikha dan Yusuf saja. 

Nabi Yusuf lalu menghampiri para pendeta itu dan berkata; jika menyembuhkan mata Zulaikha kalian anggap hal sepele, bagaimana kalau Zulaikha kembali jadi muda, cantik seperti gadis yang masih perawan? Maukah engkau percaya kepada kekuasaan DIA Yang Maha Esa? Para pendeta itu mengatakan "tentu saja". 

Lalu Nabi Yusuf berdoa, setelah jubahnya di tutupkan di kepala Zulaikha, ia memohon kepada Allah agar Zulaikha di kembalikan jadi muda seperti saat masih gadis. Doa Nabi Yusuf dikabulkan, semua hadirin kembali dibuat kagum. Kecuali para pendeta itu, tetap saja dalam kekafirannya. 

Setelah Zulaikha sembuh penglihatannya, kembali muda, Nabi Yusuf yang memang dapat perintah menikahinya itu hendak menemuinya. Namun ia menolak bertemu siapapun, termasuk Nabi Yusuf. Istri Nabi Yusuf keheranan dibuatnya. Namun Nabi Yusuf dapat memahami apa yang sedang dialami Zulaikha. Nabi Yusuf berkata kepada istrinya, biarkan saja, jika dulu ia tergila gila, terpesona karena ketampananku, itu karena dia tidak melihat yang lebih dari itu sebelumnya. Kini ia sedang melihat sumber keindahan, yang keindahannya tiada taranya, itulah sebabnya ketertarikannya padaku tidak lagi sebesar dahulu sebelum ia mengenal Yang Maha Indah. Biarkanlah, ia akan mengalami itu selama 40 hari, demikian kata Nabi Yusuf kepada istrinya.

Sampai dititik ini, kita dapat memahami bahwa, diabadikannya Zulaikha dalam al-Quran sebagai personifikasi perempuan Soleha seperti namanya, memang sangat beralasan. Beliaulah penganut ajaran Tauhid dari kalangan perempuan yang tingkat zuhudnya paling paripurna dalam sejarah awal ajaran Tauhid ini disampaikan oleh para Nabi. Sebab itu wajar jika Zulaikha mantan Istri Putifar ini dinobatkan sebagai tokoh perintis dalam perjalanan spritualitas seorang hamba Allah yang soleha.

Oleh: Hasanuddin

Penulis tinggal di Depok, Jawa Barat
Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI