Budi Arie Dorong Insan Pers Manfaatkan Peluang dan Teknologi

| Kamis, 09 November 2023 | 07.05 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Dinamika masyarakat dan teknologi saat ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi perkembangan ekosistem jurnalistik di Indonesia.  Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyatakan kedua faktor itu juga menentukan arti penting upaya perwujudan jurnalisme berkualitas dan keberlangsungan dunia media nasional.


“Kehadiran platform digital telah mengubah pola masyarakat mengonsumsi berita. Nah, ini tren tingkat trust-nya juga sudah mulai bergeser, (meski) tetap media mainstream dipercaya sebagai rujukan,” ungkapnya dalam Seminar Nasional Dewan Pers di Jakarta Selatan, Rabu (08/11/2023).

Saat ini perubahan itu memunculkan kesenjangan kepercayaan publik terhadap media mainstream dan media sosial. Menkominfo menyatakan akses publik terhadap informasi yang berkualitas dan penurunan ketertarikan publik terhadap berita dibandingkan konten media sosial semakin atraktif.

“Jadi, lawannya media mainstream ini sosial media atau citizen journalist yang mucul semakin pesat daalm lima tahun terakhir ini. Itulah contoh dari sedikit tantangan yang dihadapi dunia jurnalisme kita,” tuturnya.

Oleh karena itu, Menteri Budi Arie mendorong insan pers dapat memanfaatkan berbagai peluang, terutama kehadiran teknologi Artificial Intelligence (AI). Menurutnya, disrupsi teknologi khususnya kehadiran teknologi baru memberikan peluang peningkatan kegiatan jurnalisme.

“Associated Press (AP), salah satu kantor berita di Amerika Serikat yang mampu meningkatkan jumlah produksi artikel berita mereka setiap kuartal, hingga 12 kali lipat dari 300 artikel menjadi 3.700 artikel dengan teknologi AI,” ujarnya. 

Bahkan menurut Menkominfo, sejumlah laporan menyebutkan otomatisasi lewat teknologi AI dapat meningkatkan efisiensi pekerjaan para jurnalis seperti pengumpulan berita, produksi, dan distribusi lewat teknologi AI. Bahkan selain melakukan pengecekan akurasi informasi juga dapat memberikan berita dengan topik yang aktual dan up-to-date serta  menyusun transkrip wawancara dari audio ke teks secara cepat dan membantu mengkoreksi tata bahasa penulisan terutama dalam penulisan berbahasa asing.

“Saya ingat ketika menjadi wartawan masih merekam menggunakan kaset, sudah begitu transkripnya masih sering salah. Antara hasil transkrip dan wawancara aslinya bedanya dua kali lipat. Kalau wawancara satu jam, transkripnya bisa dua jam. Cuma, dengan AI saya yakin satu rekaman tidak butuh lama transkripnya tersaji semua. Ini membantu memudahkan pekerjaan para awak media,” tuturnya.

Meski belum lama ini semua lembaga mampu mengimplementasikan teknologi AI secara maksimal, Menteri Budi Arie meyakini akan banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh insan pers. 

"AI dan disrupsi teknologi dapat membuka peluang besar bagi industri jurnalisme," tandasnya.

Menkominfo Budi Arie juga mengapresiasi upaya insan pers Indonesia dalam menyajikan jurnalisme yang berkualitas bagi masyarakat. 

"Saya memahami upaya yang rekan–rekan lakukan untuk menghadirkan berita yang aktual, dan faktual. Oleh karena itu, saya mengapresiasi dedikasi rekan-rekan dalam menyajikan jurnalisme yang berkualitas bagi masyarakat," ungkapnya. 

Dalam acara itu hadir Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, Ketua PWI Pusat Hendry Ch. Bangun, konstituen serta anggota dewan pers, dan pemimpin perusahaan media.
Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI