Mardiono Dianggap Tidak Layak Kembali Pimpin PPP

| Jumat, 05 September 2025 | 08.01 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Politisi senior PPP Jakarta, Haji Maman Firmansyah menyesalkan langkah Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono yang ngotot untuk kembali maju pada Muktamar ke-X PPP 2025.


Ia mengaku aneh terhadap sikap ‘bebal’ Mardiono yang menurutnya tanpa merasa bersalah dan malu atas kegagalan PPP lolos ambang batas 4% parliamentary threshold (PT) di Pemilu 2024 lalu.

Menurutnya, ambisi Mardiono untuk kembali menduduki kursi PPP-1 sangat tidak masuk akal. Ini membuktikan bahwa yang bersangkutan adalah jenis orang yang tahu diri, dan tidak malu khususnya kepada para Ulama dan Kyai pendiri partai PPP atas kegagalannya di Pileg lalu.

“Mardiono tak layak memimpin PPP lagi, dia kartu mati buat PPP,” kata Haji Maman kepada wartawan di Jakarta, Kamis (4/9/2025).

Apalagi, Mardiono yang kini masih menjabat sebagai Plt Ketum PPP merupakan hasil dari gerakan kudeta merangkak 5 September 2022, dengan melengserkan Suharso Monoarfa. Saat itu, pencopotan Suharso dilakukan melalui Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP di Serang, Banten, Senin (5/9/2022), tengah malam.

“Dialah satu-satunya Plt.Ketum berkepanjangan, Plt itu jabatan adhoc mestinya, bersifat sementara, tidak definitif dan un legitimate,” ungkap Haji Maman.

Lebih jauh, ia mengaku kian aneh, karena di tengah kekecewaan ‘kader-kader waras’ PPP atas kinerja Mardiono yang terbukti gagal, tetapi yang bersangkutan malah ingin terus memperpanjang kekuasaannya di PPP.

“Di masa Mardionolah PPP hancur dan tersingkir dari Senayan, satu indicator partai gagal bagi sebuah partai yang tergolong tua, yang pada awal berdirinya PPP sangat diperhitungkan. Karena itu dia harus tahu diri, dan malu pada para Ulama pendiri partai ini,” tegas Haji Maman.


Karena itu, ia berharap pada Muktamar ke-X 2025 mendatang akan muncul kader muda PPP yang secara sungguh-sungguh diyakini bisa membawa pada penyelamatan Partai Ka’bah.

“Solusinya, banyak kader muda PPP yang harus segera tampil mengambil alih kepemimpinan partai ke depan. Tentu dengan syarat punya integritas, berakar kuat dan berbasis, faham denyut nadi dan aspirasi umat pemilihnya sebagai partai Islam. Bagi saya, Mardiono adalah produk gagal dan jangan sampai mengulang kembali kegagalan partai untuk yang berikutnya,” ungkap Haji Maman.

Untuk itu, menurut Haji Maman, mengajak para Peserta Muktamar (DPW/DPC/Banom Partai) untuk berani mengevaluasi kepemimpinan PPP saat ini untuk perbaikan dan kebangkitan partai ke depan.

“Boleh seorang Ketum minta 2 periode, asal terbukti hasil kerjanya, partai bisa bertahan di Senayan. Lha ini kan tersingkir dari Senayan,” ucap mantan Ketua Fraksi PPP DPRD DKI itu.


Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI