Bernasindonesia.com - Mantan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menyebutkan, ada pekerjaan rumah (PR) buat Menko Polhukam yang baru, Mahfud MD, salah satunya persoalan radikalisme.
“Ya banyak. Polhukam ini kan menghadapi dinamika kehidupan masyarakat yang sangat dinamis,” kata Wiranto kepada wartawan di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu
Wiranto menjelaskan sebenarnya pekerjaan-pekerjaan di Kemenko Polhukam tidak bisa ditentukan seperti di kementerian lain. Semua sangat bergantung pada perkembangan dinamika di masyarakat. Intinya, Kemenko Polhukam harus selalu siap agar kondisi politik, hukum, dan keamanan di Indonesia tetap stabil.
“Stabilitas hukum, keamanan, dan politik akan membantu pertumbuhan ekonomi nasional. Hanya itu sebenarnya tugasnya. Kelihatannya memang sederhana, tapi dalam praktiknya memang sangat rumit dan sangat beragam,” ujarnya.
Selain masalah radikalisme, tambah dia, persoalan yang lain yang belum selesai adalah Papua dan terorisme.
“Masih banyak pekerjaan rumah, cukup banyak ya. Papua belum selesai, radikalisme belum selesai, kemudian terorisme belum selesai, persoalan HAM juga. Ya saya kira banyak lagi,” ujarnya.
Wiranto pun mengaku senang karena pengganti dirinya, Mahfud MD sudah lama dikenalnya dan memiliki pengetahuan yang luas, baik masalah hukum, tata negara dan lainnya.
“Dan senang sekali karena pengganti saya ini, Pak Mahfud MD sudah kenal yah, sudah kenal lama. Beliau ada sangat dikenal pengetahuannya luas, masalah hukum, tata negara, dan jabatannya juga cukup banyak. Dan juga pernah juga waktu itu mengganti saya di menteri pertahanan pernah yah. Dengan demikian maka saya mengharapkan bahwa, dengan kehadiran beliau memimpin Kemenko Polhukam, maka Polhukam akan lebih bisa melakukan tugas-tugas yang lebih baik lagi,” kata mantan Panglima ABRI (TNI) ini.
Wiranto mengaku, Presiden Jokowi telah berkomunikasi dengannya terkait pergantian jabatan Menko Polhukam
“Ya pasti ada. Itu urusan lain (soal saran),” katanya.
Wiranto pun melihat susunan Kabinet Indonesia Maju yang telah dibentuk oleh Presiden Joko Widodo sudah tepat.
“Saya melihat susunan yang beliau telah susun, terus menurut saya tepat lah yah,” katanya. (Bustami/syg)
“Ya banyak. Polhukam ini kan menghadapi dinamika kehidupan masyarakat yang sangat dinamis,” kata Wiranto kepada wartawan di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu
Wiranto menjelaskan sebenarnya pekerjaan-pekerjaan di Kemenko Polhukam tidak bisa ditentukan seperti di kementerian lain. Semua sangat bergantung pada perkembangan dinamika di masyarakat. Intinya, Kemenko Polhukam harus selalu siap agar kondisi politik, hukum, dan keamanan di Indonesia tetap stabil.
“Stabilitas hukum, keamanan, dan politik akan membantu pertumbuhan ekonomi nasional. Hanya itu sebenarnya tugasnya. Kelihatannya memang sederhana, tapi dalam praktiknya memang sangat rumit dan sangat beragam,” ujarnya.
Selain masalah radikalisme, tambah dia, persoalan yang lain yang belum selesai adalah Papua dan terorisme.
“Masih banyak pekerjaan rumah, cukup banyak ya. Papua belum selesai, radikalisme belum selesai, kemudian terorisme belum selesai, persoalan HAM juga. Ya saya kira banyak lagi,” ujarnya.
Wiranto pun mengaku senang karena pengganti dirinya, Mahfud MD sudah lama dikenalnya dan memiliki pengetahuan yang luas, baik masalah hukum, tata negara dan lainnya.
“Dan senang sekali karena pengganti saya ini, Pak Mahfud MD sudah kenal yah, sudah kenal lama. Beliau ada sangat dikenal pengetahuannya luas, masalah hukum, tata negara, dan jabatannya juga cukup banyak. Dan juga pernah juga waktu itu mengganti saya di menteri pertahanan pernah yah. Dengan demikian maka saya mengharapkan bahwa, dengan kehadiran beliau memimpin Kemenko Polhukam, maka Polhukam akan lebih bisa melakukan tugas-tugas yang lebih baik lagi,” kata mantan Panglima ABRI (TNI) ini.
Wiranto mengaku, Presiden Jokowi telah berkomunikasi dengannya terkait pergantian jabatan Menko Polhukam
“Ya pasti ada. Itu urusan lain (soal saran),” katanya.
Wiranto pun melihat susunan Kabinet Indonesia Maju yang telah dibentuk oleh Presiden Joko Widodo sudah tepat.
“Saya melihat susunan yang beliau telah susun, terus menurut saya tepat lah yah,” katanya. (Bustami/syg)