Mendagri Serahkan Buku tentang Penanganan Corona Kepada Gubernur Banten

| Jumat, 20 Maret 2020 | 02.14 WIB

Bagikan:
Bernasindonesia.com - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mendatangi satu persatu provinsi yang ada di seputar Ibukota Jakarta. Pertama, yang didatangi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, kemudian esoknya lanjut bertemu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Hari ini, Kamis (19/3/2020), bertemu dengan Gubernur Banten, Wahidin Halim.

Kedatangan Mendagri ke tiga gubernur untuk mengoordinasikan penanganan dan pencegahan virus Corona sehingga penanganan antara pusat dan daerah bisa sinergis dan saling dukung. Dalam kesempatan usai rapat dengan Gubernur Banten, Menteri Tito sempat menyerahkan buku panduan penanganan virus Corona atau Covid-19 dari Cina. Buku tentang Corona itu diserahkan langsung kepada Gubernur Banten, Wahidin Halim.

"Perlu ada upaya-upaya yang pertama melakukan edukasi secara masif tapi tidak membuat panik, tentang apa itu Covid-19, bagaimana sistem penularannya, kemudian karakteristiknya berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh pemerintah Tiongkok yang mengalami pertama dan telah dibukukan. Tadi saya sudah menyerahkan bukunya kepada bapak gubernur," kata Tito, di Banten, Kamis (19/3/2020).

Tito berharap buku itu bisa jadi bahan masukan masukan bagi pembuatan kebijakan di Banten khususnya dalam menghadapi virus Covid-19 ini. Tito juga kembali mengingatkan perlunya dibuat kebijakan terkait  social distancing, yakni untuk menjaga jarak, termasuk kebijakan untuk membatasi kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang. Atau kerumunan.

Menurut Tito, kegiatan yang melibatkan banyak orang atau kerumunan sebaiknya tidak dilakukan. Karena itu bisa menjadi media penularan dari yang satu ke yang lainnya, baik kegiatan-kegiatan wisata, keagamaan, olahraga dan seni. Kalau pun ada yag melakukan kegiatan, harus diingatkan,  tetap memberlakukan  langkah atau  mekanisme social distancing. " Seperti misalnya  tempat menunggu antrian kendaraan dibuat jarak, dibuat jarak 1,5 misalnya agar tidak terjadi kontak dan tidak terjadi penularan dikarenakan percikan-percikan cairan tubuh, air ludah misalnya dan lain-lain,"katanya.

Selain itu, kata Tito sangat penting upaya-upaya edukasi sampai ke tingkat terkecil yakni keluarga. Kegiatan edukasi ini bisa dengan mengerahkan jaringan Pemda sampai tingkat terbawah. Bisa juga bekerja sama dengan jaringan kepolisian dan TNI. Semua bergerak  menyampaikan konten-konten edukasi  untuk masyarakat.

"Konten-konten tentang apa yang harus dilakukan untuk mencegah penularan, apa yang harus dilakukan untuk memperkuat daya tahan tubuh dan lain-lain tanpa membuat masyarakat menjadi panik. Kemudian yang berikutnya lagi adalah upaya untuk mitigasi. Mitigasi mempersiapkan sarana prasarana termasuk rumah sakit laboratorium dan lain-lain, agar masyarakat dapat melaksanakan pemeriksaan dan  perawatan bagi yang teridentifikasi positif," tuturnya.

Mitigasi bila terjadi keadaan darurat atau kontijensi, sangat perlu dari sekarang direncanakan kata Tito. Sehingga, misalnya ketika terjadi peningkatan jumlah yang terpapar, semua bisa ditangani dengan baik. Jangan sampai nanti kapasitas perawatan di bawah dari jumlah mereka yang terpapar.

"Ini yang  perlu disiapkan, baik dengan kerjasama RS swasta, RS yang sudah terakteditasi, bahkan mungkin tempat-tempat yang tidak terpakai seperti kemarin Bapak Presiden sudah mendedikasikan wisma atlet sebagai tempat perawatan bila ada nanti yang terpapar pasien maupun mungkin yang positif maupun yang ODP.  Nanti ada klasifikasinya di susun oleh Gugus Tugas Covid-19 maupun Menkes," ujarnya.

Tito juga tidak lupa mengingatkan tentang pentingnya langkah dari sisi dimensi ekonomi. Kenapa itu penting juga, karena kekhawatiran masyarakat serta kebijakan. Menjaga jarak atau social distancing misalnya, itu dapat berpengaruh dalam dunia usaha dan psikologi publik. Untuk itu perlu ada upaya-upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi. Ketersediaan  sembako, khusus di Banten.

"Bagaimana  kesiapan dari Bulog masing-masing, ketersedian dari swasta juga harus diinvetarisasi agar cukup. Kemudian memperkuat  kapasitas sistem kesehatan, termasuk obat-obatan, masker, kemudian melakukan disinsfektan di ruang-ruang publik sehingga bisa menenangkan publik, dan upaya untuk membantu masyarakat yang ekonominya rentan. Masyarakat yang masuk kelompok kurang secara ekonomi, mungkin dengan bantuan sembako atau bantuan lain yang bermanfaat untuk mereka karena mereka yang bisa terdampak secara ekonomi, " kata Tito panjang lebar.

Tito juga mengingatkan pentingnya tetap menghidupkan dunia usaha. Apalagi di Banten,  banyak sekali pabrik-pabrik  yang menjadi tulang punggung ekonomi. Tentu dalam kondisi seperti ini, semua tertekan.

"Ini perlu dibantu baik pengusaha perusahaan besar maupun yang UMKM, termasuk yang mikro. Mikro yang paling rentan, supaya tidak terjadi gangguan dunia usaha terjadi pengangguran, PHK dan lain-lain. Itu akan bersampak buruk kepada ekonomi. Ini perlu ada dialog dengan pengusaha di Banten,  termasuk UMKM, sehingga mereka tetap bisa beraktifitas usahanya, tetap bisa berjalan. Nah ini perlu ada upaya untuk bertemu dan berkumpul dengan mereka," ujarnya.

Tito juga mengungkapkan, jika ia dan Menteri Keuangan telah mengeluarkan aturan baru memperbolehkan Pemda melakukan  relokasi anggaran. Terutama dalam rangka peningkatan kapasitas kesehatan menghadapi masalah penyebaran virus  Covid-19 ini. Termasuk juga untuk edukasi kepada masyarakat atau kampanye dan sosialisasi.

"Kemudian untuk pengadaan alat-alat yang  diperlukan untuk kesehatan dan mitigasi. Kemudian  juga sekali lagi memberikan bantuan kepada rakyat yang ekonominya lemah serta bantuan dunia usaha, ini dapat dilakukan dari realokasi APBD yang nanti akan diperkuat dengan Kepres yang saat ini sedang dalam proses oleh Bapak Menkopolhukam. Nah kira-kira itulah diskusi kita tadi. Prinsip kita upayakan membendung penyebaran, memperkuat daya tahan dan kekebalan tubuh masing-masing dengan edukasi dan bantuan-bantuan, juga menjaga stabilitas ekonomi tanpa menimbulkan kepanikan publik," pungkasnya. (BSI)
Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI