Peta Komitmen Penyediaan Vaksin di Indonesia

| Senin, 21 September 2020 | 10.22 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Peningkatan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia akhir-akhir ini terbilang lebih banyak, pasalnya semua orang sudah melakukan aktivitas dan mobilitas seperti biasa. Perbedaannya hanya semua orang menggunakan masker, banyak tempat menyediakan sarana untuk mencuci tangan atau menyediakan hand sanitizer.


Sebelum vaksin ini ditemukan, pemerintah harus bekerja keras untuk menurunkan angka kematian. Sejauh ini walaupun kasus Covid-19 meningkat namun angka kematian sudah mulai turun dari 4,49 persen di bulan lalu, kini menjadi 3,99 persen. namun angka tersebut masih berada di atas rata-rata kematian dunia yang mencapai 3,18 persen. Tingginya angka kematian nasional tersebut disebabkan 4 provinsi memiliki tingkat kematian di atas 6 persen.


Presiden Joko Widodo sempat menegaskan bahwa pemerintah juga harus bekerja keras untuk meningkatkan angka kesembuhan untuk mengejar rata-rata kesembuhan global dunia.


"Kemudian juga jumlah kasus sembuh sebanyak 155.010 kasus dengan recovery rate 71 persen. Ini rata-rata kesembuhan di Indonesia 71 persen ini juga sedikit lebih rendah dari rata-rata kesembuhan dunia. Saya kira kita terus mengejar rata-rata kesembuhan global, rata-rata kesembuhan dunia," jelas Presiden Joko Widodo pada tanggal 14 September 2020 lalu.


Angka kesembuhan dan menurunnya angka kematian ini harus ditingkatkan kembali hingga Indonesia benar-benar mendapatkan vaksin untuk pencegahan penyebaran Covid-19. Berdasarkan data dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas saat ini Indonesia telah memperoleh beberapa komitmen penyediaan Vaksin Covid-19 dari berbagai sumber.


Pertama sumbernya dari GAVI (AMC COVAX facility), industri farmasi ini bekerja sama dengan Sinovac, Sinopharm, Astra Zeneca, Pfizer, Moderna, Anhui Zhifei Longcom. Progres vaksin dari AMC COVAX Facility ini akan menjamin ketersediaan secara proporsional hingga 20 persen penduduk, untuk harganya diperkirakan sebesar 3 – 5 USD per dosis. Mereka diperkirakan dapat menyediakan 109,6 juta dosis di tahun 2021.


Kedua melalui PT Biofara yang berpartner dengan Sinovac Tiongkok. Progressnya saat ini sedang dalam tahap uji klinis fase 3 dan sedang membangun kapasitas produksi sampai dengan 250 juta dosis per tahun. Vaksin ini ditargetkan dapat tersedia sebesar 260 juta dosis hingga tahun 2021.


Ketiga melalui PT BCHT yang bekerja sama dengan Sinopharma, saat ini sedang dalam tahap persiapan pelaksanaan uji klinis fase ke 3. PT BCHT akan bekerja sama dengan Kimia Farma sehingga direncanakan dapat membangun kapasitas produksi vaksin sebesar 250 juta dosis per tahun.


Keempat melalui PT Kalbe Farma yang bekerja sama dengan Genexine, Korea. Pengembangan vaksin ini dalam tahap persiapan uji klinis fase 1 dan 2. Diperkirakan sumber vaksin ini dapat menyediakan 2 – 3 juta dosis di tahun 2021.


Kelima melalui Lembaga Eijkman yang bekerja sama dengan Biofarma, progresnya saat ini sedang dalam tahap pengembangan prototype vaksin dan belum masuk fase pre klinis. Lembaga Eijkman diperkirakan dapat menyediakan vaksin di tahun 2023. 


Pemerintah juga telah melakukan penandatanganan kerja sama penyediaan vaksin pada tanggal 20 Agustus 2020 lalu. Isi dari perjanjian tersebut ialah komitmen penyediaan vaksin sebesar 20 juta Bulk di bulan November hingga Desember 2020 dan 30 juta Bulk vaksin pada Januari hingga Maren 2021. Kemudian di bulan April 2021 hingga Desember 2021 Sinovac berkomitmen akan menyediakan vaksin ke Bio Farma sebesar 210 juta dosis bulk vaksin. 


Jumlah vaksin ini tentunya masih belum mencukupi untuk seluruh masyarkaat di Indonesia, dan akan diprioritaskan terlebih dahulu untuk tenaga kesehatan, penduduk berisiko tinggi, mencapai herd immunity, dan provinsi dengan tingkat kasus tertinggi.


Namun, setidaknya semua pihak sedang berusaha untuk menyediakan vaksin bagi seluruh penduduk di Indonesia tanpa terkecuali. Maka sebelum vaksin ini dapat masuk ke tubuh semua orang, diharapkan  masyarakat tetap saling menjaga satu sama lain dengan mematuhi protokol kesehatan. (BSI)

Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI