Semua Pihak Harus Antisipasi Potensi Penularan Covid-19 di Masa Libur Panjang

| Jumat, 23 Oktober 2020 | 14.47 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Moh. Mahfud MD, meminta semua pihak, untuk mengantisipasi potensi kerawanan, terutama penularan Covid-19 di masa libur panjang nanti. Jangan sampai, setelah libur panjang muncul pusat-pusat penularan Covid-19 yang baru.


"Ini kita akan menghadapi libur panjang yang intinya itu adalah libur Maulid Nabi SAW, tetapi libur Maulid Nabi SAW ini ada sambungannya liburnya itu, orang bisa saja mengambil libur lebih awal, kemudian sambungannya sesudah itu, jadi bukan hanya satu hari. Oleh sebab itu, di situ akan terjadi kerawanan - kerawanan yang harus kita antisipasi yang mungkin tidak kondusif atau tidak sejalan dengan kebijakan pokok Pemerintah pada saat ini, yaitu protokol kesehatan,"kata Mahfud MD saat memberi arahan dalam Rapat Koordinasi Antisipasi Libur Panjang Cuti Bersama Maulid Nabi Muhammad SAW di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kantor Kemendagri Jakarta, Kamis (22/10/2020). 


Acara rapat koordinasi itu sendiri dihadiri pula Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian, Kepala BNPB,/Ketua Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional Doni Monardo, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderisasi Beragama mewakili Menko Bidang PMK, Dirjen Bimas Islam mewakili Menteri Agama, Deputi Bidang Kebijakan Strategis mewakili Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sekjen Kemenaker mewakili Menteri Ketenagakerjaan, Kasum TNI mewakili Panglima TNI,  Asops Kapolri mewakili Kapolri, Wakil Kepala BIN mewakili Kepala BIN, para Gubernur, Bupati dan Walikota serta jajaran  pejabat Forkopimda  Provinsi, Kabupaten dan Kota se-Indonesia.


Menurut Mahfud MD, setiap ada libur panjang,  selalu ada potensi  kerumunan atau tumpukan orang. Di masa pandemi, ini sangat rentan karena  berpotensi terjadinya penularan virus.  Misalnya di transportasi umum, atau di tempat-tempat seperti terminal, stasiun, bandara dan sebagainya. Kemudiandi tempat-tempat rekreasi. Itu juga potensial akan terjadinya kerumunan orang.


"Lalu reunian bagi orang yang pulang kampung biasanya lalu mengumpulkan teman-teman satu kampus satu sekolah ketika di desa dulu atau di daerah dulu, lalu lupa melanggar protokol kesehatan dan yang akan banyak juga tumpukan karena ada perayaan Maulid karena ini libur Maulid Nabi. Maulidan, itu akan banyak pengajian-pengajian, ada festival-festival biasanya begitu kalau hari Maulid itu," kata Mahfud.


Tentu semua potensi ini, lanjut Mahfud,  harus diantisipasi jangan sampai menimbulkan atau menjadi pusat-pusat penularan baru. Jadi cluster-cluster baru di berbagai tempat. Sehingga penegakan protokol kesehatan yang sudah dilakukan dan  mulai berhasil sekarang ini bisa menurun lagi. Ini akan  berakibat pada menurunnya tingkat kesembuhan pasien yang sudah bagus.


"Kemudian persentase penularan yang juga sudah bagus, tingkat kematian yang juga sudah bagus, karena sedikit, di tingkat kematian itu 3 koma sekian persen, masih lumayan meskipun tidak sama dengan rata-rata dunia, bisa menurun lagi. Nah itu semua harus diantisipasi," kata dia.


Rapat koordinasi yang digelar, menurut Mahfud adalah dalam konteks untuk mengantisipasi agar libur panjang tidak memicu pusat penularan baru. Mahfud juga menyinggung soal perayaan Maulid Nabi. Kata dia, Maulid Nabi itu adalah salah satu peringatan keagamaan.  Satu pertanda bahwa negara ini sangat menghargai acara keagamaan. Namun karena saat ini masa pandemi, jangan sampai perayaan hari keagamaan jadi kluster penularan Covid-19. Karenanya penerapan protokol kesehatan harus diperhatikan betul.


"Nanti tentu akan banyak yang menyampaikan yang mengamankan jalan siapa, yang maulidan siapa, tempat rekreasi siapa dan semuanya itu akan sangat ditentukan bagaimana daerah, pimpinan daerah, Forkompinda dan seluruh jajarannya itu berkoordinasi untuk melakukan antisipasi atas berbagai kemungkinan (penularan virus)," kata Mahfud.

Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI