Pendidikan Transformatif

| Selasa, 22 Juni 2021 | 09.44 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Proses pendidikan itu ibarat budi daya tanaman. Pohon ideal yang kita kehendaki itu berakar dalam, berbatang tinggi, bercabang rapi, berdaun rindang, berbuah lebat. Akarnya akhlak-karakter mulia; batangnya wawasan ketinggian pengetahuan; cabang-rantingnya keterampilan dan kecakapan tata kelola; daunnya kerukunan-kolaboratif; buahnya kreativitas inovasi.


Ke dalam, pendidikan hrs memberi wahana pd peserta didik utk mengenali dan mengembangkan kekhasan  potensi  dirinya sekaligus moral purpose hidupnya. Ke luar, memberi  wahana  pd peserta didik utk mengenali dan mengembangkan kebudayaan sbg  sistem  nilai, sistem pengetahuan, dan  sistem perilaku bersama. Bibit  unggul  individualitas hrs  tumbuh  di  atas  tanah sosialitas Pancasila  yg subur. 

Dengan demikian, pendidikan tak cukup mengajarkan explicit knowledge dan keterampilan teknis, tetapi diharapkan dapat menumbuhkan kapabilitas yg dapat memperluas pilihan (kebebasan dan peluang) peserta didik dalam mengembangkah hidup dan kehidupannya. Dengan pendidikan, peserta didik hrs dapat melampaui jangkauan teknologi dan data, dengan memberikan wawasan kemanusiaan dan kebijaksanaan.

Pendidikan juga harus memberi kemungkinan agar kapabilitas itu berfungsi dalam kehidupan nyata lewat penguatan wawasan dan rekayasa sistem sosial dalam tata kelola rezim politik dan kebijakan serta tata material-teknologikal rezim ekonomi produksi.

Untuk memastikan  kualitas “performa” pendidikan seperti yang diinginkan, peran dan mutu guru sangat penting. Guru harus diberi derajat kebebasan yang lebih besar untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam proses belajar-mengajar. Pendidikan sebagai proses pemerdekaan tak bisa dicapai bilamana gurunya sendiri terbelenggu. Peran besar yang diemban guru menghendaki peningkatan kapasitas guru. 

Seperti diingatkan oleh Ki Hadjar Dewantara, seorang juru didik memerlukan kecakapan yang lebih baik dari juru ukir. Jika pengukir kayu saja wajib mempunyai pengetahuan yang mendalam dan luas tentang hakekat kayu dan teknik ukir, apa lagi juru didik yang diharapkan mampu mengukir manusia secara lahir dan batin. 

Oleh: Yudi Latif
Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI