Soroti Kasus Akidi Tio, Yenny Wahid: Pertanda Krisis Akal Sehat

| Rabu, 04 Agustus 2021 | 03.13 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Menanggapi geger komitmen hibah palsu Rp 2 triliun dari keluarga Akidi Tio kepada Polda Sumsel untuk penanganan korban Pandemi Covid-19, Yenny Wahid menunjuk geger ini sebagai contoh kita semua krisis akal sehat dan suka kagetan. 


"Meskipun kita percaya bahwa selalu ada malaikat dan keajaiban, peristiwa ini mengingatkan kita untuk selalu rasional dalam menghadapi apapun. Ojo kagetan," tegas Yenny. 

Kasus ini bermula akhir Juli lalu   saat acara penerimaan simbolik bantuan dana sebesar Rp 2 triliun. 

Saat itu hadir menerima dan menyaksikan, Gubernur Sumsel H. Herman Deru, Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri, Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Dra Lesty Nuraini Apt Kes dan Danrem 044/Gapo, Brigjen TNI Jauhari Agus Suraji.  

Ternyata dana tersebut tidak pernah ada. Anak Akidi Tio yang memberi komitmen tak berwujud sehingga publik, yang semula terpesona, jadi tertipu dan geram.

Yenny meminta kita semua kedepankan rasionalitas. "Akal sehat kita kedepankan. Orang semestinya curiga, kok bisa ada yang nyumbang dua triliun, bener apa nggak, sehat mentalnya atau ngga. Jangan sampai satu negara ikut kebobolan. Covid memang membuat kita nyaris putus asa, tapi jangan sampai kita kehilangan akal sehat."

Menurut Yenny, penting sekali semua informasi tidak diterima bulat-bulat. "Perlu dilakukan verifikasi dulu sebelum dikeluarkan  ke publik."

Geger Akidi ini mengingatkan Yenny pada heboh Bruneigate yang menimpa Presiden Gus Dur. Ketika itu  parlemen  menekan keras.  Setelah Tim Kejagung memverifikasi langsung pada Kesultanan Brunei, barulah akal sehat tegak kembali. 

Yenny Wahid meminta publik 'ojo kagetan' sehigga tidak mudah diombang-ambingkan oleh kabar dan informasi. 

Juga para abdi negara dan abdi masyarakat hendaknya kedepankan rasionalitas sebelum menyebar kabar dan megeluarkan pernyataan ke publik. 

Yenny ingat, dulu geger Menlu Adam Malik menerima resmi  ibu hamil yang melapor tentang  bayi dalam kandungannya bisa bicara.  Aparat yang tidak kedepankan rasio meloloskan penipu diterima menteri utama kabinet. "Hilangnya sense of rasionalitas," tandas Yenny.

Cut Zahara Fona nama ibu hamil yg mengaku bayi dalam kandungannya bisa bicara. Diterima menlu Adam Malik di kediaman resmi. Adam Malik mendengarkan 'bayi bicara'. Lalu heboh pers memberitakan.  Publik geger juga. Belakangan Cut Zahara ketahuan bohong. Ternyata suara bayi adalah suara  tape recorder yg diumpetin di perut. 

Sekali lagi Yenny meminta, kita semua untuk selalu rasional. "Memang Pandemi Covid-19 ini membuat kita semua nyaris putus asa. Tapi jangan sampai kita kehilangan akal sehat. Mari kita berbuat sebisa kita membantu sesama dalam keadaan serba sulit saat ini," imbau Yenny Wahid 


Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI