Pengamat Budaya: Tolak Mustafa Kemal Ataturk Dijadikan Nama Jalan

| Kamis, 21 Oktober 2021 | 05.58 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Pengamat budaya Andrianto SIP menolak nama tokok besar Turki Mustafa Kemal Ataturk dijadikan nama jalan depan kantor Kedutaan Besar RI Ankara yang baru dengan nama Jalan Ahmet Soekarno.


Tolak eks Presiden Turki (Mustafa Kemal Ataturk) jadi nama jalan. Lebih baik nama eks Presiden kita yang sudah wafat, seperti Suharto, Habibi, Gus Dur,” ujar Andrianto.

Menurut Andrianto, tidak ada korelasi pemberian jalan, misalnya, di Jakarta dengan eks presiden luar negeri. Jika Mustafa Kemal Ataturk di jadikan nama jalan, Andrianto, mengatakan, presiden luar negeri lain juga bisa dijadikan nama jalan di Jakarta dan Indonesia pada umumnya.

“Apa korelasi sama Eks Presiden luar negeri. Berikutnya  Presiden Iran, Presiden Korea, Presiden Taiwan dan lain-lain. Rempong khan,” katanya.

Andrianto tidak memungkiri dan apriori terhadap ketokohan 
Mustafa Kemal Ataturk. Dia mengatakan saat itu Turki Otoman yang sudah berkuasa sejak 1454 artinya 6 abad lamanya, sebagai
Imperium terbesar yang berkuasa di tiga Benua (Eropa, Asia, dan Afrika) sedang mengalami kemunduran.

“Sultan ke-49 yakni Abdul Hamid 2 tidak Kompeten. Pasukan Turki Otoman yang terkenal “Janesarry” juga alami demoralisasi yang parah,” tukas Andrianto.


Akibatnya Turki dijuluki the “Sicknes from Europe (Negeri sakit). Kemudian, Andrianto menjabatkan bahwa Mustafa Kemal bergabung dalam “Young Turk”. Perwira muda pimpinan Ali Pasha yang kritis dan nasionalis.

Dan Pasca Perang Dunia ke-1 itulah “Young Turk” yang militan dan sudah pada menjadi perwira tinggi melakukan Revolusi membubarkan Turki Otoman 1924 dan pindahkan ibukota dari Istambul ke Ankara.

“Seluruh yang berbau Otoman dihapuskan, ermasuk yang berbau Arab. Bahkan Azan jadi bahasa Turki dan lain-lain,” papar Andrianto.

Lebih lanjut, Andrianto menjelaskan tetang kehidupan Mustafa Kemal Ataturk. Dikatakannya, dalam hidupnya Jenderal Mustafa Kemal mengalami 30 x pertempuran dan berhasilan selamat dari 17 x percobaan pembunuhan.

“Sayang jelang azalnya Mustafa Kemal jadi Paranoid dan gemar eksekusi. Sampe hari ini Mustafa Kemal di hormati di Turki dengan nama Bandara di Ankara dan 40 patungnya yang bertebaran,” jelas Andrianto.

Sejak Erdogan berkuasa, kata Andrianto, Turki di kuasai Non Kemalis. Erdogan berhasil membersihkan Turki dari platform Kemal.

“Artinya pamor Kemalis sudah sedikit memudar,” katanya.

Diketahui, pemerintah Turki menganugerahkan nama jalan di depan kantor Kedutaan Besar RI Ankara yang baru dengan nama Jalan Ahmet Soekarno.

Atas dasar prinsip resiprokal (saling berbalas), pemerintah Indonesia juga akan menganugerahkan nama jalan di kawasan DKI Jakarta.

KBRI Ankara pun mengajukan pemberian nama jalan dengan nama tokoh besar Turki, yakni Mustafa Kemal Attaturk.

Namun, nama Mustafa Kemal Ataturk ini menuai kontroversi di masyarakat, karena disebut-disebut merupakan tokoh sekuler. 

Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI