Imam Besar Masjid Istiqlal: MTQ Korpri Berpotensi Jadi Musabaqoh Tilawatil Quran Terbesar di Dunia

| Rabu, 16 November 2022 | 00.15 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - MTQ VI Korpri Nasional di Padang, Sumatera Barat (Sumbar) dinilai berlangsung fantastis alias sangat luar biasa. Penilaian itu diberikan oleh Ketua Dewan Pengawas MTQ Korpri Prof. KH. Nasaruddin Umar.


"Fantastik, hampir tidak punya cacat, pelaksanaannya pun sangat rapi. Keberhasilan MTQ Korpri di Sumbar dari segi kualitas dan kuantitas sama-sama luar biasa. Ini berkat kekompakan antara panitia pusat dengan panitia lokal," puji Prof. Nasar saat dihubungi via telepon, Senin (14/11/2022).

Sebagai Ketua Dewan Pengawas, Prof Nasar menyatakan, rekrutmen Dewan Hakim pun berjalan sangat profesional. "Saya berani mengatakan tidak walaupun teman dekat, kalau tidak memenuhi syarat: No. Ini saya tegaskan dari awal kita harus profesional. Kalau tidak, wibawa MTQ ini akan kurang," tandas Kyai Nasaruddin.

Di sisi lain, Imam Besar Masjid Istiqlal ini sangat mengapreasi usaha-usaha Ketum Korpri Nasional Prof. Zudan Arif Fakrulloh melobi berbagai pihak untuk menyukseskan MTQ ke-6 Korpri tingkat nasional ini.

"MTQ ini dananya sangat besar tanpa menggunakan dana Korpri. Dananya berasal dari partisipasi masyarakat dan swasta serta Pemprov Sumatera Barat. Jadi ini upaya yang luar biasa menggalang partisipasi masyarakat dalam menyukseskan acara nasional. Negara belum tentu bisa melakukan seperti ini," kata pria yang pernah menjabat Dirjen Bimas Islam Kemenag.

Di sisi lain, Nasaruddin menambahkan, "Ke depan MTQ Korpri memang masih perlu penyempurnaan."

Kyai Nasaruddin Umar mengaku dikomplain sejumlah kolega perguruan tinggi negeri dan pemerintah kabupaten/kota, yang menyayangkan mereka tidak diajak serta. 

"Bayangkan kalau mereka terlibat semuanya, masya Allah, MTQ Korpri bisa menjadi MTQ terbesar di dunia dari segi jumlah pesertanya dengan masa penyelenggaraan terpanjang, bisa full satu bulan," ungkap Prof. Nasaruddin.

Ia pun memuji dedikasi para dewan hakim yang bekerja penuh semangat, mulai pukul 7.30 pagi dan berakhir hingga malam hari. 

"Dewan hakim ini bukan orang sembarang, mereka terdiri dari para profesor, yang satu kali ceramah bisa sama honornya dengan di sini. Tapi semua itu mereka tinggalkan tugasnya selama seminggu demi menyokong MTQ Korpri hingga terselenggara dengan baik. Itu luar biasa," ungkap mantan Wakil Menteri Agama (2011-2014).

Dari sisi penilaian, kata Prof. Nasar, MTQ Korpri lebih canggih ketimbang MTQ Nasional, karena sudah menggunakan aplikasi penilaian digital.

"Ada pula yang ditampilkan di sini, tetapi tidak pernah ada di MTQ Nasional," kata Kiai Nasar.

Contohnya, Di MTQ Nasional itu haram bawa handphone, tetapi di MTQ Korpri wajib bawa ponsel. 

"Itu karena penilaian peserta dilakukan secara digital. Jadi nyata kita ini lebih memudahkan, dan lebih eksakta sifatnya. Begitu selesai sudah ada hasil."   

Begitu juga di MTQ Korpri mempelopori lomba khath digital. "Makanya saya katakan, kita harus belajar pada MTQ Korpri," kata Prof. Nasaruddin Umar. 


Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI