Prabowo hanya Calon Presiden, Titik....!

| Rabu, 16 Agustus 2023 | 08.14 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Golkar, PAN, PKB, PBB mengusung Prabowo sebagai Calon Presiden 2024. 


Politisi PDIP menyebut fenomena itu sebagai "bersatunya kembali partai yang memusuhi Jokowi". Entah apa maksud perkataan petinggi PDIP itu. 

Ade Armando yang sekarang bergabung di PSI, menyebutnya sebagai "Karma" bagi PDI Perjuangan. Seolah ia memastikan bahwa PDI Perjuangan pasti kalah pada pilpres mendatang. Itu urusannya lah...tidak perlu di bahas panjang-panjang.

Hashim Djoyohadikusumo menyebut koalisi partai pendukung Prabowo, terbentuk atas izin Jokowi. 

Danny DJA menulis sudah momentumnya Prabwo bla, bla, bla....

Sakkarepmu...

"Prabowo calon presiden", ini kalimat yang paling membosankan dalam diskursus politik demokrasi di Indonesia. Tiap kali pilpres kalimat itu muter-muter. Ujung-ujungnya nanti pasca pilpres ada berita: "Prabowo menerima kekalahan".  Begitulah tiap kali pilpres pasca reformasi, tiada pilpres tanpa Prabowo.


Pilpres itu pertarungan gagasan, bukan pertarungan pisik para figur yang ikut dalam kontestasi pilpres.

Ruh kata Nabi itu seperti pasukan. Ia berkelompok menurut karakter pribadi di mana ia bermukim pada diri seseorang. Ruh jahat berbaris bersama ruh jahat. Ruh baik berbaris bersama ruh baik.

Begitulah yang kita saksikan bersama. Partai-partai yang banyak koruptornya saling berkoalisi. Partai-partai yang "relatif bersih" (tidak sepenuhnya bersih) pun demikian. Mudharatnya tentu memiliki kadar yang berbeda.

Lalu, dengan berkumpulnya ruh-ruh jahat pada suatu koalisi, akankah memenangkan pertempuran? Kalau bertempur sesama ruh jahat, yang menang tentu yang lebih jahat. Tapi kalau ruh jahat berhadapan ruh baik, niscaya ruh jahat akan kalah. Logikanya demikian. 

Tapi politik memiliki logika yang berbeda dengan logika matematis. Survey selalu tidak tepat memotret keadaan. 

Wal hasil, koalisi elit yang gemuk, tidak ada jaminan mengalahkan koalisi yang lebih kecil.

Prabowo dengan koalisi besarnya tentu akan jadi Capres. Ya, jadi Capres, seperti pilpres-pilpres sebelumnya. 

Hanya jadi capres? Ya, hanya jadi Capres! Titik.

Oleh: Hasanuddin


Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI