Bernasindonesia.com - Fathurrahman Kamal, Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah mendapatkan kepercayaan sebagai salah satu Mustasyar Diniy (Penasihat Keagamaan) dalam pelaksanaan Ibadah Haji tahun 1446 H / 2025.
Penunjukkan tersebut dilakukan langsung oleh Badan Penyelenggara Haji Republik Indonesia sebagai bagian dari tim penasihat keagamaan yang akan mendampingi jamaah haji Indonesia di Tanah Suci.
Dalam keterangannya, Fathurrahman menyampaikan apresiasinya terhadap arahan yang disampaikan oleh Kepala Badan Penyelenggara Haji, Irfan Yusuf atau yang kerap disapa Gus Irfan. Menurutnya Irfan memberikan arahan yang visioner, menekakan pentingnya partisipasi aktif ormas Islam seperti Muhammadiyah dalam penyelenggaraan ibadah haji.
“Pentingnya membangun ekosistem haji yang holistik dan berorientasi pada peradaban (civilization oriented) ini sejalan dengan nafas dan semangat Islam Berkemajuan yang kita usung,” jelasnya.
“Maka, saya sekaligus mengingatkan teman-teman di Majelis Tabligh untuk memberikan perhatian lebih dan meningkatkan konsolidasi kader-kader mubaligh agar mampu mengisi ruang-ruang strategis di seluruh Indonesia, khususnya dalam program yang berkaitan dengan edukasi umat dan penerapan nilai-nilai haji dalam kehidupan sosial keagamaan,” ungkap Fathurrahman.
Fathurrahman juga mengungkap bahwa dengan penunjukannya sebagai Mustasyar Diniy, maka ia berharap bahwa para Mustasyar Diniy dapat terlibat aktif dalam pemantauan langsung di lapangan, serta menyampaikan masukan berbasis data yang konstruktif. Ia juga menambahkan bahwa data yang telah didapatkan dapat adaptif dengan dinamika lokal di Arab Saudi dengan pendekatan yang profesional dan pengelolaan yang modern.
Terfapat empat tokoh agama lainnya yang ditunjuk sebagai Mustasyar Diniy diantaranya: Ahmad Fahrur Rozi Burhan (PBNU), KH Muslich Abbas (Pendiri dan pengasuh Ponpes Fatchul Ulum, Mojokerto), Ahmad Junaidi Hidayat (Muassis Aqobah International School Jombang), serta Chaidar Muhamin Afandi (Pengasuh Ponpes Al Munawwir, Yogyakarta).
Dengan ditunjuknya tokoh-tokoh tersebut tentu menandakan kepercayaan dari pemerintah terhadap kontribusi nyata ormas di Indonesia termasuk Muhammadiyah dalam pembinaan, pelayanan umat dan keagamaan khususnya mewujudkan ibadah haji yang berintegritas dan berkemajuan.