Bernasindonesia.com - Aggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris mengapresiasi program Gubernur Pramono Anung yaitu pemutihan atau penebusan terhadap belasan ribu ijazah lulusan sekolah yang tertahan terutama bagi warga yang kurang mampu. Program ini adalah bentuk nyata dari keberpihakan pemerintah terhadap keadilan pendidikan.
“Ini (tebus ijazah) adalah kado indah menjelang Hari Pendidikan Nasional. Bukan hanya menyentuh akar persoalan pendidikan, tetapi juga menjadi jalan terang bagi masa depan ribuan anak Jakarta yang ijazahnya harus tertahan. Saya sampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pak Gubernur Pramono Anung atas peluncuran program tebus ijazah ini,” ujar Fahira Idris lewat keterangan tertulisnya (30/4).
Senator Jakarta ini mengungkapkan, ijazah bukan sekadar selembar kertas, tetapi adalah simbol pencapaian, pintu masuk ke dunia kerja, dan kunci untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Ketika ijazah tertahan karena tunggakan administrasi, sejatinya masa depan anak-anak di Jakarta juga ikut tertahan. Fakta bahwa belasan ribu ijazah warga Jakarta masih tertahan di sekolah adalah prioritas yang memang harus dituntaskan.
Program ini akan berdampak baik bagi kualias manusia Jakarta. Bagi pelajar, ijazah yang kembali ke tangan mereka bukan hanya soal dokumen legalitas, melainkan juga tentang martabat dan peluang hidup. Mereka bisa melamar pekerjaan, melanjutkan kuliah, mengikuti pelatihan, atau bahkan memulai usaha sendiri dengan lebih percaya diri.
Sementara bagi Jakarta sebagai kota, program ini adalah investasi sosial yang sangat besar. Dengan memberi kesempatan kepada generasi muda untuk berkembang, Jakarta memperkuat fondasi ekonominya, meningkatkan kualitas SDM-nya, dan membangun masyarakat yang lebih adil serta inklusif.
“Untuk warga Jakarta, khususnya yang mengalami kendala dalam mengambil ijazahnya karena masalah ekonomi, untuk memanfaatkan program ini. Jangan ragu dan malu, karena pendidikan adalah hak setiap warga negara. Pemerintah provinsi telah membuka pintu, kini saatnya kita melangkah mengambil kembali masa depan kita,” ungkap Fahira Idris.
Ke depan, Fahira Idris yang juga pemerhati pendidikan ini berharap, para pemangku kepentingan lainnya mulai dari sekolah swasta, dunia usaha, serta komunitas sosial untuk turut mendukung gerakan ini.
“Mari kita jadikan program tebus ijazah bukan sekadar respons atas masalah masa lalu, tetapi juga sebagai komitmen kolektif untuk menjamin tidak ada lagi anak Jakarta yang lulus tanpa bisa membawa pulang ijazahnya,” pungkas Fahira Idris.