Menkominfo: Tahun Depan Kita Punya 5 Unicorn dan 1 Decacorn

| Selasa, 18 Desember 2018 | 01.25 WIB

Bagikan:
BernasIndonesia.com - Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara optimis Indonesia akan memiliki lima unicorn dan satu decacorn tahun depan.

Unicorn adalah istilah untuk perusahaan startup yang memiliki valuasi minimal US$ 1 miliar, sedangkan decacorn valuasinya minimal US$ 10 miliar.

Rudiantara mengatakan, saat ini di kawasan Asean terdapat tujuh perusahaan yang berkategori unicorn, empat diantaranya ada di Indonesia. Sedangkan dari tiga unicorn sisanya, dua diantaranya pendapatan utamanya berasal dari Indonesia.

“Tahun 2014-2015 belum ada unicorn, adanya baru pada tahun 2017. Kenapa? karena pemerintah mengakselerasi dan memfasilitasi teknologi digital. Jadi Indonesia ini sangat luar biasa dalam pengembangan ekonomi digital,” kata Rudiantara saat menyampaikan keynote speech dan membuka acara Lokakarya “Membangun Literasi Digital untuk Memperkokoh Narasi Kebangsaan Menuju Indonesia Maju dan Berkepribadian” yang diselenggarakan DPP Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) di Hotel Redtop Jakarta, Senin (17/12/2018).

“Kita saat ini sudah punya empat unicorn, tahun depan kita prediksi akan ada lima unicorn. Dari unicorn yang ada sekarang satu akan menjadi decacorn dengan nilai di atas US$ 10 miliar,” lanjut Rudi.

Rudi tidak menyebut perusahaan mana yang diprediksi berkembang menjadi decacorn, namun sudah diketahui umum empat perusahaan unicorn saar ini adalah Gojek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak.

Pemerintah, tegas Rudi, telah melakukan akselerasi dengan cara mempertemukan startup Indonesia yang dinilai bagus dan potensial untuk bertemu calon investor baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

“Kami membuat komite, isinya ada saya, ada Nadiem Makarim, William Tanuwijaya dan orang-orang yang memang berkecimpung di bidang digital. Karena kalau pemerintah jalankan sendiri tidak akan bisa. Pemerintah butuh ekosistem atau stakeholders, jadi semuanya bergerak tujuannya adalah menambah unicorn unicorn di Indonesia,” kata Rudi.

Rudi menegaskan bahwa infrastruktur digital tidak mungkin dihindari. Bahkan pemerintah berniat memperluas jangkau dan akselerasinya sebagai bentuk affirmative policy (kebijakan keberpihakan) terhadap kebutuhan rakyat.

“Kalau tidak membangun infrastruktur digital kita tidak bisa kemana-mana, pasti kalah dengan negara lain. Kita membangun infrastruktur digital Palapa Ring, satelit kita di Asean sampai saat ini masih nomor 4 tapi kalau Palapa Ring selesai semua kita bisa menjadi nomor 2 aksesnya. Jangan bandingkan dengan Singapura, karena disana narik kabel juga gampang, di Papua bawa Tower saja harus pakai helikopter, bahkan ada di daerah lain untuk mengangkut antena harus pakai kerbau,” kata Rudi.

Pada forum yang dihadiri 270 generasi milenial dari 34 provinsi itu, Rudi menegaskan bahwa pemerintah memberi kemudahan bagi anak muda pengembang start up berupa tidak diberlakukannya izin bagi usaha mereka. Bahkan beberapa fasilitas disediakan oleh Badan Ekonomi Kreatif.

Lokakarya yang juga sekaligus Rakornas PGK ini diikuti oleh anak muda yang aktif di berbagai organisasi mahasiswa dan pemuda, terutama kelompok Cipayung. Mereka mewakili seluruh provinsi dari Sabang sampai Merauke. Lokakarya ini digelar selama 3 hari, yakni dari tanggal 16-18 Desember 2018.

Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI