Jokowi Minta Buat Perencanaan Sebelum Meminjam ke Bank

| Kamis, 23 Januari 2020 | 00.21 WIB

Bagikan:
Bernasindonesia.com - Selain sebagai pengakuan atas kepemilikan hak atas tanah, sertipikat tanah juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Caranya dengan dijaminkan ke bank untuk dijadikan modal usaha. Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa dengan dijaminkan ke bank, masyarakat dapat memulai usaha atau juga mengembangkan usaha, apabila mereka sudah memulai usaha sebelumnya.

"Namun sebaiknya jangan digunakan untuk membeli motor atau mobil. Jangan. Karena apabila digunakan untuk membeli kendaraan bermotor dan tidak bisa mengembalikan, maka mobil atau motor tersebut akan ditarik oleh _dealer_ dan sertipikat kita disita oleh bank," ujar Presiden saat memberikan pidato pada kegiatan Penyerahan Sertipikat Tanah Untuk Rakyat di Halaman Kantor Bupati Manggarai Barat, Provinsi NTT, Selasa (21/01/2020).

Hendaknya hasil pinjaman dari bank digunakan untuk memulai suatu usaha ataupun mengembangkannya. "Barulah ketika usaha tersebut memperoleh keuntungan, kita bisa membeli motor atau mobil. Selain itu, sebelum melakukan peminjaman ke bank dengan agunan sertipikat, kita harus membuat perencanaan," kata Presiden.

Menurut Presiden, perencanaan adalah tahapan yang sangat penting dalam memulai suatu usaha. Modal yang diberikan hendaknya sesuai dengan kebutuhan usaha, dalam artian pas. Mengenai rencana membuka usaha, Presiden mengundang 3 (tiga) orang anggota masyarakat penerima sertipikat tanah dengan latar belakang kepentingan berbeda.

Alexander, orang pertama yang diaudiensi oleh Presiden dengan bangga mengatakan akan meminjam uang di bank dengan menjamin kan sertipikatnya. Ia nantinya akan meminjam Rp25 juta untuk modal membuka warung. "Warung tersebut nantinya akan dibuat untuk menjual bubur kacang dan pisang goreng sebab rumah saya ramai, Pak," kata Alexander kepada Presiden. "Apa tidak kebanyakan Pak Alex? Masa cuma buat bubur kacang dan pisang goreng saja?" tanya Presiden usai mendengar keterangan Alexander. Alexander yang kebingungan hanya tersenyum, lalu dinasehati oleh Presiden agar mengkalkulasi ulang besaran pinjamannya ke bank. "Saat ada niat ingin meminjam, bapak dan ibu langsung buat perencanaan usahanya, mau pinjam berapa dan untuk apa saja," kata Presiden.

Yos, seorang anggota masyarakat juga kebingungan ketika ditanya modal yang digunakan untuk meminjam ke bank. Yos awalnya ingin meminjam dengan agunan ke bank Rp30 juta untuk jualan beras, kembali berpikir ulang. "Coba bapak pikir, berapa harga beras sekarang? Kalau Bapak mau jadi penjual beras, Bapak bisa jualan berapa ton dengan modal segitu. Tolong dikalkulasi kembali Pak Yos," ujar Presiden.

Ambrosius, orang terakhir yang beraudiensi dengan Presiden, mengungkapkan bahwa ia sama sekali tidak punya keinginan untuk menjaminkan sertipikatnya ke bank. "Ini warisan dari orang tua saya pak. Harus dijaga," ujar Ambrosius. (BSI)



Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI