Jatuhnya Pesawat Filsafat

| Kamis, 02 Desember 2021 | 08.51 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - The Charles Darwin Institute mengundang 12 filosof untuk mengunjungi Taman Nasional Galapagos di Ekuador, dan untuk itu Institut menyediakan helikopter carteran khusus. 


Tujuan undangan, menurut direktur eksekutif Roger Ridley, Jr. adalah supaya para filosof itu menyaksikan sendiri alam nyata, gunung dan bukit sungguhan, plus, tentu saja, kura-kura raksasa yang pernah menjadi objek observasi Pak Darwin satu setengah abad lalu. 

“Para filosof biasa mengemukakan macam-macam opini semata-mata berdasar lamunan dan spekulasi, yang kadang mereka sebut intuisi,” kata Ridley. “Sekali-sekali mereka perlu melihat sendiri fakta-fakta nyata. Dengan begitu siapa tahu mereka punya wawasan baru yang segar, yang faktual dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.”

Helikopter besar yang membawa rombongan filosof itu terbang dengan lancar, tapi 20 mil sebelum tiba di lokasi, angin kencang menghantamnya. Helikopter oleng dengan hebat, dan akhirnya tersungkur keras di kaki bukit. 

Pesawat gagah itu berguling-guling, lalu terbelah menjadi beberapa bagian. Mesinnya terbakar. Ruang kokpit hangus. Warga sekitar segera mengerumuninya, berusaha menolong sebisa-bisanya. Tapi tiada penumpang yang selamat. Pemimpin warga memutuskan untuk segera mengubur para korban di tempat itu juga.

Tiga jam kemudian tim SAR tiba, dan bertanya tentang nasib para penumpang. 

“Semuanya sudah kami kuburkan dengan upacara sederhana, Pak,” kata pemimpin warga.

“Tapi kami dengar ada tiga penumpang yang masih hidup,” kata ketua tim SAR. 

“Mereka memang mengaku begitu, Pak. Ketiganya dengan terbata-bata bilang, ‘saya masih hidup.. saya belum mati..’. Tapi tentu kami tidak percaya. Jadi ketiganya pun ikut kami kuburkan.”

Ketua tim SAR mendelik. “Kenapa Anda mengambil keputusan segila itu?”

“Ah, bapak tahu sendirilah. Mereka kan filosof. Mereka gemar betul mengarang, membuat pernyataan-pernyataan yang tidak sesuai fakta. Mereka bahkan berani mengaku belum mati.” ***

Oleh: Hamid Basyaib
Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI