Ini Empat Tantangan Utama Prabowo-Gibran

| Senin, 21 Oktober 2024 | 10.41 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 dalam Sidang Paripurna MPR RI yang berlangsung di Komplek Parlemen, Senayan Jakarta (20/10). Usai pelantikan, berbagai pekerjaan besar sudah menanti termasuk berbagai terobosan menunaikan visi misi dan program kampanye.


Anggota DPD RI/MPR RI Fahira Idris mengucapkan selamat bekerja dan mengemban amanah kepada Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya, lima tahun ke depan adalah masa-masa yang sangat penting bagi Indonesia untuk memastikan terwujudnya Visi Indonesia Maju 2045. Oleh karena itu, rakyat sangat berharap, pemerintahan ke depan bisa bekerja lebih efektif agar berbagai persoalan yang selama ini masih mendera Indonesia, satu persatu bisa diselesaikan.

“Hemat saya, terdapat empat tantangan utama pemerintahan ke depan yaitu, pertama ketersediaan dan keterjangkauan kebutuhan pokok. Kedua, pengentasan kemiskinan . Ketiga, menghadirkan keadilan ekologis, dan keempat memastikan rakyat sehat, cerdas dan produktif,” ujar Fahira Idris di sela-sela Sidang Paripurna MPR RI  Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (20/10).

Menurut Senator Jakarta ini, ketersediaan dan keterjangkuan kebutuhan pokok bisa diraih jika melalui kemandirian pangan. Artinya, negara harus bisa memproduksi sebagian besar atau seluruh kebutuhan pangannya sendiri tanpa bergantung secara signifikan pada impor. Ketika Indonesia bisa memenuhi kebutuhan pangan dari dalam negeri, harga pangan bisa lebih stabil dan terjangkau.

“Pengembangan sektor pertanian yang kuat dan berkelanjutan yang dipadu dengan teknologi pertanian modern untuk meningkatkan produktivitas harus menjadi prioritas. Ke depan Dukungan kepada petani melalui subsidi, penyediaan benih dan pupuk berkualitas, serta infrastruktur seperti irigasi dan dukungan transportasi logistik pangan yang baik menjadi hal yang harus dipenuhi secara adil dan merata,” tukas Fahira Idris.

Efektivitas pengentasan kemiskinan, lanjut Fahira Idris, bisa diraih dengan memperluas kesempatan berusaha, penciptaan lapangan kerja dan upah berkeadilan untuk pekerja. Perluasan kesempatan berusaha, artinya memberikan lebih banyak peluang kepada masyarakat untuk menjalankan usaha mandiri, baik UMKM maupun skala besar. Penciptaan lapangan kerja diluaskan melalui peningkatan investasi, pengembangan industri kreatif, teknologi, dan industri pariwisata. Sedangkan, upah yang berkeadilan untuk memastikan adanya regulasi upah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar pekerja dan keluarganya, serta memberikan kesejahteraan yang layak.

Tantangan ketiga yaitu menghadirkan keadilan ekologis adalah paradigma pembangunan nasional harus menempatkan isu lingkungan sebagai prioritas utama. Inisiatif yang bisa dilakukan adalah pengembangan energi terbarukan dan menjaga keanekaragaman hayati. Pengembangan energi terbarukan bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil yang berkontribusi pada perubahan iklim dan pencemaran lingkungan. Sementara, pelestarian keanekaragaman hayati berarti menjaga flora, fauna, serta ekosistem dari kerusakan yang disebabkan oleh pembangunan yang tidak berkelanjutan.

Tantangan keempat, sambung Fahira Idris yaitu memastikan rakyat sehat, cerdas dan produktif. Hal ini bisa diraih dengan layanan kesehatan yang andal dan seluruh rakyat Indonesia terlindungi oleh program Jaminan Kesehatan Nasional. Selain itu, pendidikan berkualitas yang berfokus pada kepentingan peserta didik dan tenaga pengajar. Selain itu, akses yang setara dalam mendapatkan pendidikan yang tuntas dan berkualitas harus hadir di seluruh Indonesia.

“Jika masyarakat sehat dan cerdas, maka kita semua bisa berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi produktif sehingga kesejahteraan bisa lebih cepat dirasakan,” pungkas Fahira Idris.
Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI