Lintas Batas

| Senin, 14 Oktober 2024 | 01.09 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Saudaraku, kemarin adalah hari Sabtu yang padat. Pagi hari saya menjadi pembicara di Young Progressive Academy, yang diikuti oleh para pemuda lintas-kultural. Siang hari mengikuti diskusi tentang hubungan Nusantara dan Srilangka dalam penyebaran Agama Buddha di Wisma Theravada Indonesia. Pesan inti dari kedua kegiatan tersebut adalah kesediaan belajar melintasi batas identitas.


Bahwa ketidaktahuan merupakan pangkal kebencian dan penolakan.

Kalau kita tak melangkah melewati batas-batas diri sendiri, kita tak akan mengenal dunia yang lain.

Kalau kita tak mengenali dunia  lain, kita tak akan pernah mengetahui ada keindahan dan kearifan di tempat lain.

Kalau kita tak bisa mengenali keindahan dan kearifan di  berbagai tempat, kita akan membusungkan dada sebagai satu-satunya pemilik keagungan.

Kalau kita mendaku sebagai satu-satunya pewaris kemuliaan, kita akan menuhankan keyakinan yang dianut sebagai satu-satunya tafsir kebenaran mutlak, dengan melancarkan kebencian dan penolakan terhadap pemahaman dan keyakinan yang berbeda.

Melangkahlah melewati batas-batas diri sendiri. Dengan itu kita bisa belajar rendah hati; dapat meraih kecintaan, pencerahan dan kemajuan dengan jalan saling mengenali.

Oleh: Yudi Latif
Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI