Bernasindonesia.com - Kebijakan efesiensi anggaran yang dilakukan Presiden Prabowo ternyata ikut dipertanyakan para siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I Ambon. Pertanyaan ini disampaikan saat anggota MPR RI Fraksi Gerindra Alimudin Kolatlena melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan, Sabtu (22/2/2025).
Salah satu siswa mempertanyakan efesiensi anggaran yang dilakukan pemerintah dan kuatir dengan efesiensi anggaran ini akan berdampak buruk terhadap pengelolaan sekolahnya dalam meningkatian mutu dan kualitas anak didik.
Menanggapi hal ini, Kolatlena menegaskan bahwa kebijakan efisiensi anggaran justru membawa dampak positif bagi dunia pendidikan di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa efisiensi anggaran hanya diterapkan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat seremonial, belanja alat tulis kantor (ATK), dan perjalanan dinas.
“Efesiensi anggaran ini hanya menyasar kegiatan-kegiatan yang berbau serimonial, kemudian belanja ATK, juga perjalan dinas,” pungkas Kolatlena.
Menurut anggota Komisi VIII DPR RI ini, Pembangunan infrastruktur pendidikan tetap diutamakan pemerintah saat ini, termasuk pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi. Selain itu, ada juga program makan bergizi gratis yang diberikan kepada para siswa.
Kolatlena menilI, kebijakan Presiden Prabowo sangat berpihak kepada rakyat dan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pemerintah berkomitmen untuk terus memenuhi kebutuhan dasar masyarakat secara adil dan merata. Kolatlena menjelaskan, di satu sisi ada efisiensi, tetapi di sisi lain, Presiden Prabowo juga mengeluarkan kebijakan yang mendukung petani dengan menaikkan harga gabah, menghapus utang pelaku usaha UMKM, serta memberikan diskon listrik.
Kolatlenamengakui bahwa setiap kebijakan yang diambil pemerintah tidak terlepas dari pro dan kontra. Namun, ia meyakinkan para siswa dan guru bahwa kebijakan efisiensi anggaran ini tidak akan menghambat peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
“Jadi memang, setiap kebijakan yang diambil pemerintah senantiasa ada pro kontranya,” tandas Kolatlena.