Bernasindonesia.com - Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Dr. H. Abdul Fikri Faqih, M.M., menegaskan bahwa riset adalah kunci fundamental bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk bertahan dan memenangkan persaingan di tengah perubahan global yang cepat.
Hal itu disampaikan dalam Sosialisasi Pengembangan UMKM Berbasis Riset yang digelar pada masa reses DPR RI yang diikuti puluhan pelaku UMKM dan instruktur dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Pria yang akrab disapa Fikri ini mengemukakan bahwa pertumbuhan UMKM didorong oleh upaya mempertahankan hidup dan memajukan perekonomian lokal, bahkan kini mulai muncul kelas UMKM di tingkat internasional.
Ia lantas mencontohkan dampak pandemi COVID-19 yang membuat pengusaha batik di Pekalongan sempat mengalami kehancuran drastis. Namun, mereka yang bangkit adalah yang mulai memahami situasi pasar.
“Sekarang ini, orang tidak bisa lagi hanya berpegangan pada kebiasaan lama,” ujar Fikri, Kamis (16/10/2025) di Kota Tegal.
Ia membandingkan keberhasilan produk asing seperti tom yam dari Thailand, sushi dari Jepang, hingga popularitas drakor (drama Korea) di kalangan anak muda. Menurutnya, kunci kesuksesan fenomena global tersebut ada pada riset.
Fikri menjelaskan, riset adalah upaya untuk mengetahui fakta sebelum, saat, atau setelah melakukan sesuatu. Ia juga mencontohkan industri mobil listrik seperti BYD yang menguasai pasar karena tidak berhenti berinovasi dan berinvestasi besar pada riset.
Oleh karena itu, ia mendesak BRIN untuk memberikan pelatihan riset sederhana yang dapat dilakukan UMKM.
Fikri menyebut, manfaat riset bagi UMKM mencakup tiga hal krusial, yang pertama adalah memahami Pasar dan Kebutuhan Konsumen.
“Riset dibutuhkan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, menganalisis preferensi selera, kebiasaan pembeli, dan tingkat pendapatan. Tanpa riset, mustahil produk dapat laku, apalagi jika produk mahal dijual di lingkungan masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah,” papar legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari daerah pemilihan IX Jawa Tengah (Kota Tegal, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes) ini.
Kedua, kata Fikri, adalah inovasi dan Peningkatan Produk. Menurutnya, riset membantu mengembangkan produk agar tidak monoton. Jika produk sudah laku, kualitasnya perlu dinaikkan. Jika produk banyak pesaing, riset membantu menciptakan diferensiasi untuk keunggulan kompetitif.
“Yang ketiga adalah pengembangan Strategi Bisnis dan Adaptasi, dimana riset menjadi dasar kuat untuk menyusun strategi yang tepat dan membantu pelaku usaha beradaptasi terhadap perubahan, seperti peralihan dari layanan dine in ke delivery saat pandemi.” paparnya.
Fikri juga mengingatkan, jangan sampai UMKM dilibas pemodal besar karena tidak mampu beradaptasi dan tidak punya daya saing, seperti yang ditengarai terjadi pada sebagian warung tegal (warteg) yang kini dikuasai pemodal besar.
“Saya berharap sosialisasi pengembangan UMKM berbasis riset ini bermanfaat dan dapat mengembangkan UMKM di wilayah Kabupaten Tegal, Kota Tegal, dan Kabupaten Brebes,” pungkasnya.