Bernasindonesia.com - Wakil Ketua MPR RI sekaligus Anggota Komisi VIII DPR RI, Hidayat Nur Wahid (HNW), dalam rapat kerja dengan Menteri Haji dan Umrah memperjuangkan peningkatan layanan pelaksanaan haji tahun 2026 serta penambahan kuota untuk petugas haji dari unsur mahasiswa Indonesia di Timur Tengah.
HNW, sapaan akrabnya, beralasan bahwa para mahasiswa dari berbagai kampus di Timur Tengah memiliki keahlian bahasa Arab, pemahaman terhadap tata cara berhaji, serta budaya yang berlaku di Arab Saudi. Dengan fisik yang prima, mereka dinilai dapat memberikan pelayanan dan bantuan optimal bagi jemaah haji Indonesia.
“Saya minta Menteri Haji mempertimbangkan aspirasi para mahasiswa di Timur Tengah dengan melakukan rekrutmen mahasiswa Indonesia sebagai tenaga musim yang mendampingi jemaah haji. Selain karena profesionalitas mereka, pelibatan ini juga sangat bermanfaat untuk mendukung keberlangsungan pendidikan mereka sebagai kader ulama penerus bangsa,” disampaikan Hidayat dalam Rapat Kerja Komisi VIII terkait Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji, Rabu (5/11).
Mahasiswa Timur Tengah Dinilai Layak Dilibatkan dalam Pelayanan Haji
Hidayat, yang merupakan Anggota DPR RI Dapil DKI Jakarta II termasuk Luar Negeri, menjelaskan bahwa usulan tersebut diperjuangkannya tidak hanya untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan haji, tetapi juga sebagai bentuk penyaluran aspirasi yang banyak disampaikan oleh konstituennya, para mahasiswa Indonesia di Timur Tengah.
Usulan HNW disepakati oleh forum Rapat Kerja Komisi VIII DPR RI bersama Kementerian Haji dan Umrah, dan menjadi kesimpulan rapat kerja yang mengikat untuk dilaksanakan. Kementerian Haji dan Umrah diwajibkan meningkatkan rekrutmen petugas dari unsur mahasiswa Indonesia di Timur Tengah.
“Alhamdulillah, semoga hal ini benar-benar bisa diimplementasikan dengan baik. Kepada para mahasiswa Timur Tengah yang nantinya menjadi tenaga pendukung haji agar melaksanakan amanah ini sebaik mungkin, melayani jemaah haji Indonesia sepenuh hati,” sambungnya.
Hidayat menambahkan, dalam rangka memastikan peningkatan kualitas layanan dan kemudahan ibadah jemaah haji Indonesia, dirinya juga meminta agar masalah terkait kartu Nusuk yang sempat menyusahkan jemaah haji tidak terulang kembali.
HNW mengusulkan agar kartu Nusuk didistribusikan sesegera mungkin, bahkan sejak di embarkasi di Indonesia, sehingga jemaah dapat melaksanakan ibadah haji dengan tenang tanpa kendala seperti tahun sebelumnya.
Pada pelaksanaan haji tahun 2025 M, banyak jemaah kesulitan masuk Mekkah, dan sebagian yang sudah berada di Mekkah mengalami kesulitan masuk Masjidil Haram akibat miskoordinasi antara Pemerintah Indonesia dan pihak Syarikah, sehingga kartu Nusuk terlambat dibagikan.
“Pada haji tahun depan, Kemenhaj harus memastikan agar tidak terjadi lagi permasalahan dengan Syarikah seperti tahun lalu. Dalam rapat tadi disepakati agar Kemenhaj mengupayakan pembagian kartu Nusuk bagi jemaah dilakukan sejak mereka berada di embarkasi di Indonesia, serta memastikan Syarikah memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah haji. Kesepakatan ini menjadi keputusan rapat yang mengikat dan harus dilaksanakan oleh Kementerian Haji dan Umrah,” pungkasnya.

