Bernasindonesia.com - Bias "pengajaran", yg menekankan pengetahuan kognitif dan keterampilan, membuat dunia pendidikan pd umumnya mengabaikan tugas mendidik. Ki Hadjar Dewantara mengingatkan bahwa “pendidikan” merupakan sesuatu yg lebih luas dan esensial drpd pengajaran. Pendidikan bermaksud 'menuntun segala kekuatan kodrat yg ada pd anak-anak itu, agar mereka sbg manusia dan sbg anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yg setinggi-setingginya'.
Apa yang harus yg dituntun diaktifkan dlm proses pendidikan adalah budi-pekerti. Budi mengandung arti “pikiran, perasaan dan kemauan” (aspek batin); pekerti artinya “tenaga” atau "daya" (aspek lahir). Alhasil, pendidikan budi-pekerti mengupayakan olah pikir, rasa, karsa (kreatif), dan raga, yg memungkinkan bersatunya pikiran, perasaan dan kemauan manusia yg mendorong kekuatan tenaga yg dapat malahirkan penciptaan dan perbuatan yg baik, benar dan indah.
Dgn “budi-pekerti” anak didik diharapkan berdiri sbg "manusia merdeka berbudi luhur"; tidaklah berarti manusia individualistis spt dipahami konsepsi libertarian, melainkan individu etis bertanggung jawab pd kebajikan hidup bersama.
Kedalam, pendidikan hrs memberi wahana pd peserta didik utk mengenali kekhasan potensi dirinya sekaligus moral purpose hidupnya. Keluar, memberi wahana pd anak utk mengenali dan mengembangkan kebudayaan sbg sistem nilai, pengetahuan, dan perilaku (ideal) bersama. Bibit unggul individualitas hrs tumbuh di atas tanah sosialitas Pancasila yg subur.
Kali ini saya tampilkan Ibu Henny Supolo Sitepu, Ketua Yayasan Cahaya Guru; tokoh penggiat pendikan holistik, dgn kepedulian yg besar terhadap pendidikan nilai kewargaan. Dan, berikut testimoninya untuk karya saya:
"Saya tidak berani mengatakan buku 'Pendidikan yang Berkebudayaan' favorit saya. Karena saya yakin kang Yudi akan melahirkan karya lain, mengingat perenungan dan kreativitasnya. Tapi saya bisa mengatakan buku ini membuat saya menemukan berbagai 'momen AHA!' Lalu membayangkan, kalau saja semua pemangku kebijakan pendidikan membacanya, tentunya berbagai keputusan bisa dilakukan secara lebih matang."
Oleh: Yudi Latif