Kejahatan Berbasis Teknologi Canggih

| Rabu, 09 Juni 2021 | 09.10 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Tertinggal dan ketinggalan, dibodohi dan dipaksa ikut serta. Itulah yang nampak dari fenomena perkembangan pemikiran di tanah air, atas berbagai kemajuan teknology yang sangat cepat, terutama dalam hal teknology artificial inteligen. 


Para "pemikir jadul", saya katakan demikian kepada yang masih belum bergerak memperhatikan situasi dunia yang terus berubah, seolah percaya dan yakin bahwa ideologi jadul seperti Komunisme, (Marxisme-Leninisme), Islamisme, Katholikhisme, Protestantianisme, Syiisme, masih dapat diandalkan untuk mengatasi perubahan yang ditimbulkan oleh produk teknology moderen. 

Mereka mengira bahwa pendalaman ideology dapat mengatasi serbuan para hacker dari berbagai belakahan dunia untuk mencuri informasi, mengacak-acak sistem komputerisasi, melawan _biological weapons_, dalam aneka penjualan produk via star up lintas negara. 

Kemajuan dibidang robotik, pasti akan terus mengatasi kesempatan bagi industri untuk memperoleh buruh kerja murah, tidak perlu ribet dengan gaji atau pesangon, serta hak-hak buruh dari kaum robot yang makin canggih. Polisi yang tidak mengejar ketertinggalannya dari penguasaan lalu lintas cybernetik juga akan kalang kabut dalam mengatasi kejahatan berbasis teknology modern ini. 

Mesin-mesin pengumpul data akan makin banyak, tidak lagi dimonopoli oleh google (amerika) atau weibo  (china) teknology serupa dalam waktu dekat pasti akan bermunculan diberbagai negara yang semakin merasakan pentingnya data sebagai inti kekuatan untuk mengatasi berbagai jenis kejahatan yang mengganggu masyarakat, maupun bagi tujuan R&D.

Kebutuhan akan layanan kesehatan, layanan administrasi publik, layanan industri perbankan, dan lain urusan publik, semuanya segera bertransformasi secara digital. Kita tentu tidak pernah menduga sebelumnya bahwa Amerika mengalami gangguan pasokan daging dari Brasil akibat sistem komputerisasi perusahaan pengadaan daging sapi dan babi di Brasil tidak dapat beroperasi pekan ini akibar serangan cyber yang diduga datang dari Rusia. 

Atau kita tidak bisa memastikan bahwa transaksi perbankan sewaktu-waktu bisa colaps akibat serangan cyber war terhadap the fed atau bank-bank sentral lainnya. Dalam beberapa tahun ke depan, dipastikan bahwa pesawat-pesawat canggih saat ini seperti Sukoi 35, 37 atau F.35 atau Rafale akan dikalahkan oleh Drone-drone tanpa awak dan seterusnya. Kerusakan lingkungan baik dilaut maupun didarat akan kian massif dengan makin sempurnanya teknology eksplorasi yang dibangun manusia. Dan tentu saja, perlombaan teknologi ruang angkasa akan kian kompetitif. 

Bukan hanya persaingan dikalangan negara G-20, tapi juga persaingan dengan makhluk asing entah dari planet mana, yang kemunculannya dalam bentuk pesawat-pesawat UFO, naik 43 persen tahun ini diberbagai belahan dunia. Amerika tidak lagi memasukkan UFO ini sebagai rahasia, dan telah menerimanya sebagai fakta yang mesti di waspadai, serta dialokasikan anggaran trilliunan dollar untuk diatasi dengan kategori sebagai ancaman keamanan nasional.

Etika Global semakin mendesak untuk dihadirkan dalam tata kelola komunitas internasional manusia di planet Bumi. Ajaran yang bersifat universal makin dibutuhkan untuk memperkuat etika global itu. Hubungan sesama manusia sebagai satu komunitas, satu species makin penting dihadirkan sebagai wacana pergaulan. 

Islam, terlepas masih banyak yang "ketakutan" dengan ajaran ini, karena ketidaktahuan, pasti akan terus berkembang dan diterima masih mayoritas umat manusia. Namun, Islam yang diterima itu, tentulah sesuai dengan Islam yang otentik, Islam yang rahmatan lil-alamiin. Bukan Islam simbolik semata. 

Komunitas Internasional, perlahan namun pasti akan menemukan etika global itu dalam nilai-nilai universalitas Islam. Hal itu, karena Islam senantiasa terbuka dengan kemajuan, terbuka dengan kebaharuan ilmu pengetahuan dan teknology. Alquran berbeda dengan kitab agama lain yang akan tergerus oleh sains dan iptek. Alquran sebaliknya justru akan semakin bersinar terang dengan kemajuan iptek. 

Guna mengatasi berbagai kejahatan akibat penyalahgunaan teknology, universalitas ajaran moral dari Alquran sangat siap untuk mengatasinya, sejauh manusia mau menerima, percaya serta yakin bahwa Alquran itu diturunkan bagi seluruh manusia, bahkan bagi seluruh alam.

Sekalipun Alquran juga menyampaikan bahwa kebanyakan manusia tidak beriman kepada Alquran. Yang berarti bahwa tantangan modernitas dimasa depan, bukanlah pada kemajuan teknology, namun pada penolakan terhadap kebenaran ajaran Alquran yang diturunkan pencipta semesta alam sebagai guidance. 

Umat Islam memiliki tantangan berat, guna membuktikan dalam prilaku mereka bahwa melaksanakan nilai-nilai ajaran Islam sebagaimana yang terdapat dalam Alquran itu, dapat mengatasi kejahatan berbasis ilmu pengetahuan. Masyarakat Islam mesti terdepan dalam memanfaatkan teknology demi kemaslahatan umum. Inilah tantangan nyata kita sebagai umat Islam dimasa-masa kini dan pada masa yang akan datang sebagai pelanjut risalah Kenabian Muhammad SAW guna menyempurnakan Akhlak.

Semoga Allah swt senantiasa membimbing kita semua, dimanapun sedang berada.

Oleh: Hasanuddin

Penulis tinggal di Depok, Jawa Barat


Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI