Akuisisi Hotel BUMN, WIKA Suntik Modal WIKA Realty Rp 775 Miliar

| Sabtu, 14 Agustus 2021 | 03.01 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Dukung pengembangan bisnis anak usaha, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menyuntik modal PT Wijaya Karya Realty sebesar Rp 775 miliar untuk mengakuisisi hotel-hotel BUMN.


”Transaksi ini merupakan penambahan penyertaan untuk mempertahankan persentase kepemilikan saham perseroan pada Wika Realty sebesar 93,05%,” kata Sekretaris Perusahaan WIKA, Mahendra Vijaya seperti dikutip Harian Neraca, Jumat (13/8/2021).

Dia menjelaskan, suntikan modal kepada Wika Realty akan digunakan untuk integrasi dan peningkatan hotel-hotel milik BUMN, antara lain pembelian saham milik PT Hotel Indonesia Natour (HIN) di anak usahanya, PT Hotel Indonesia Properti.

Kemudian, suntikan modal akan dipakai untuk membeli aset hotel milik PT Pegadaian dan pembelian saham milik PT Aerowisata di anak usahanya, PT Senggigi Pratama Internasional. Adapun injeksi kapital ini dilaksanakan melalui pengeluaran saham simpanan oleh Wika Realty, dan Wika selaku induk usaha melakukan setoran tunai dan penuh pada 6 Agustus 2021.

Asal tahu saja, WIKA tengah menyiapkan rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham dua anak usahanya, yaitu Wika Realty serta PT Wika Industri & Konstruksi. “Wika Industri & Konstruksi ditargetkan IPO pada 2022 dan Wika Realty pada 2023," kata Direktur Keuangan WIKA, Ade Wahyu seperti dikutip Investor Daily.

Wika Industri & Konstruksi ditargetkan IPO senilai Rp 1-1,5 triliun. Wika Realty belum diketahui. Saat ini, Wika sedang memperkuat nilai kedua perusahaan tersebut, sehingga saat IPO saham nanti bisa memberikan nilai positif bagi investor. Wika telah meningkatkan kapasitas produksi Wika Industri & Konstruksi menjadi 100 ribu per tahun. Hal ini dilakukan melalui penyelesaian pabrik baja di Majalengka. Sementara itu, untuk Wika Realty, Wika tengah menunggu proses pembentukan Holding Hotel BUMN sebelum melakukan IPO saham.

Dari IPO saham Wika Industri & Konstruksi, Wika memprediksi nilai penggalangan dana sekitar Rp 1-1,5 triliun dengan asumsi jumlah saham yang dilepas ke publik sebanyak 20-35%. Melalui IPO tersebut, Wika masih menjadi pemegang mayoritas saham.

Selain dari aksi anorganik, Wika juga akan mengejar pertumbuhan dari sisi organik. Berdasarkan laporan tahunan, Wika mematok target kontrak baru bisa bertumbuh 20% setiap tahunnya, mulai dari 2021. Pertumbuhan kontrak baru ini diharapkan bisa mendukung pertumbuhan penjualan dan laba bersih sebesar 20%.


Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI