Alam Takambang Jadi Guru

| Rabu, 27 Oktober 2021 | 11.35 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Minangkabau menunjukan ekspresi budaya yg eksepsional: keunikan tradisi matrilineal berpadu dgn tradisi perantau berjiwa kosmopolitan. 


Budaya Mingkabau selama ratusan tahun memperlihatkan perwujudan sempurna konsepsi strategi budaya Ki Kadjar Dewantara: "Tri-kon.

Kontinu, tersambung dgn alam lokal, akar tradisi dan cerlang budaya sendiri. Konvergen, terhubung dgn segala arus pemikiran dan perkembangan global. Konsentris, jadi bagian dr kehidupan semesta--dimana bumi dipijak, langit dijunjung--tanpa kehilangan kepribadian.

Hasilnya, ekspresi keragaman dlm persamaan, yg bisa jadi lahan subur bagi budidaya Pancasila. Minangkabau memiliki representasi figur ketokohannya utk setiap sila Pancasila.

Sila 1, diwakili figur Mohammad Natsir. Seorg tokoh yg menunjukkan semangat keislaman kuat, nasionalisme kuat, integritas kuat, serta toleransi kuat--terkenal "mosi integral Natsir" dan mengisi kabinetnya dgn multi-agama, multi-etnis, multi-ideologi.

Sila 2, diwakili figur Sutan Sjahrir. Seorg pejuang kebangsaan dgn orientasi kemanusiaan universal. Baginya, "Kebangsaan kita hanya jembatan utk mencapai derajat kemanusiaan yg sempurna, bukan utk memuaskan diri sendiri kita, sekali-kali bukan utk merusakkan pergaulan kemanusiaan...Kebangsaan kita hanya satu roman dan pembaktian kita kpd kemanusiaan."

Sila 3, diwakili figur Mohammad Yamin. Seorg arsitek terpenting Sumpah Pemuda, dan tokoh menonjol dlm sidang BPUPK yg memperjuangkan kebangsaan Indonesia yg luas dan inklusif; termasuk menyertakan Papua dlm negara Indonesia dgn merujuk Boven Digul sbg "tanah spiritual revolusi Indonesia".

Sila 4, diwakili figur Agus Salim. Seorg tokoh multiafiliasi yg kerap berperan sbg jembatan penghubung dan yg mengusulkan gagasan "demokrasi musyawarah" di BPUPK, berikut tindak-tanduknya sejalan dgn itu.

Sila kelima diwakili figur Tan Malaka. Seorg pejuang gigih keadilan sosial dan kemandirian ekonomi, dgn konsepsi "merdeka 100 %".

Di atas itu semua, ada figur Mohammad Hatta. Seorg pemimpin nasional, dgn segala kekurangannya, bisa dirujuk sbg representasi dari kelima sila Pancasila.

Semoga jiwa Pancasila tetap hadir dan mengalir di jantung Minang.

Oleh: Yudi Latif


Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI