Kisah Awal Karir ASN, Menteri Basoeki dan Siti Nurbaya di HUT Emas Korpri

| Rabu, 01 Desember 2021 | 02.22 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Menjadi ASN adalah cita-cita yang dibangun sejak kecil. "Sejak awal saya memang cuma ingin menjadi pegawai negeri sipil," ungkap Siti Nurbaya Bakar yang sudah dua periode menjadi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) di Kabinet Indonesia Bersatu.


Hal itu disampaikannya saat menerima piala dan piagam penghargaan Korpri Award Kategori Lifetime Achievement pada peringatan HUT Korpri ke-50 di Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian LHK, Jakarta, Senin (29/11/2021).

Pada 1978 dirinya sudah selesai ujian komprehensif dari Institut Pertanian Bogor. 

"Mei 1979 pada tanggal yang sama saya melamar di Departemen Pertanian dan Departemen Dalam Negeri. Saat diterima di Depdagri ketika ditanya waktu ikut Diklat apa cita-cita, saya jawabnya ingin jadi Dirjen," cerita Siti Nurbaya.

Nurbaya mengaku tidak tertarik menjadi kepala daerah. Sebab kalo tidak jadi kepala daerah bisa jadi istrinya

Menteri Nurbaya mengaku terus mengikuti denyut nadi Korpri. "Bahkan saya menjadi pembina ketika menjadi Sekjen Depdagri. Korpri sekarang di era Prof. Zudan sudah jauh kemajuannya. Dulu kan PGPS--'pintar bodoh pendapatan sama'--sekarang sistem remunerasi sudah bagus dengan 'equal pay equal work'. Ke depan saya yakin akan lebih baik lagi untuk ASN Indonesia," pungkas Menteri Nurbaya. 

Lain Siti Nurbaya, lain lagi Basoeki Hadimoeljono. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ini juga menerima Korpri Award kategori yang sama. 

Basoeki menyebut 29 Nopember hari bersejarah buat Korpri sekaligus buat dirinya pula. 

"Saat saya menyanyikan Mars Korpri itu mengingatkan saya saat menjadi PNS tahun 1980. Selama 41 tahun menjadi PNS saya begitu bangga sebagai birokrat. Sangat bangga sebagai ASN," kata Menteri Basoeki mengenang.  

Dirinya mengaku sudah dua kali membuktikan hal itu. Pertama, pada 1998 saat terjadi reformasi ada gelombang membubarkan Korpri. 

"Saya yang waktu itu sebagai Kasubdit dan Bu Nurbaya ini didaulat. Pak Basoeki bagaimana kita bubarkan Korpri? Saya bilang: No! Korpri harus tetap ada," jawabnya tegas, karena Korpri lah yang mempersatukan PNS. "Kalau tidak ada Korpri pegawai negeri akan terpecah belah." 

Pemimpin politik boleh berganti, katanya, tapi Korpri harus tetap ada di situ.

Kedua, lanjutnya Menteri Basoeki, tahun 2014 saat saya masih menjadi direktur jenderal, saya diajak keluar dari ASN dan dijanjikan dikasih posisi di DPR.

"Saya bilang: What?? Saya birokrat saya tidak akan ambil keputusan itu. Saya tetap menjadi ASN, padahal saya mau pensiun," katanya.

"Nggak tahu dngan Korpri ini saya sudah lebur."

Basoeki juga berpesan untuk para ASN milenial. "Milenial ini kan senangnya pindah-pindah kerja, cari salary yang bagus. Saya katakan, tekuni pekerjaan itu," ujarnya, "Yang saya lakukan kerja keras dan silaturahim. Hanya itu selanjutnya serahkan kepada Allah."

Silaturahim, dalam pandangan Basoeki dengan banyak cara. "Pertama, menulis. Kedua, perbanyak kegiatan seperti olah raga, atau main band," kata menteri yang jago menggebuk drum ini. 

Satu lagi pesan dan kesan dari Menteri Basoeki, dalam silaturahim itu jangan kasak kusuk, "Tapi tunjukkan kebisaan kita." 

Selain dua menteri hadir langsung menerima Korpri Award, Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi yang berhalangan hadir juga mendapatkan Korpri Award kategori Lifetime Achievement yang diserahkan oleh Ketum DP Korpri Nasional Zudan Arif Fakrulloh. Piala dan Piagam Korpri Award untuk Menlu Retno diterima oleh Irjen Kemenlu Ibnu Wahyutomo.

Irjen Ibnu menyampaikan permohonan maaf Menlu Retno karena pada saat yang sama harus menerima utusan special envoy dari negara Qatar.

"Ibu Menlu Retno Marsudi menyampaikan salam dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh DP Korpri Nasional dan hadirin yang tengah memperingati HUT Korpri ke-50 atas penganugerahan Korpri Lifetime Achievement Award ini," kata Irjen Ibnu Wahyutomo.
Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI