Kahmi Eropa Raya: Peran Diaspora Islam di Luar Negeri dalam menghadapi Islamphobia

| Jumat, 08 Juli 2022 | 11.13 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Ummat Islam dunia baru-baru ini dikejutkan oleh pernyataan kontroversial tentang Nabi Muhammad SAW yang dikeluarkan oleh politisi India, Napur Sharma dan Naveen Jindal. Komentar sensitif tersebut telah memicu kemarahan masyarakat Muslim di India dan juga memanaskan hubungan bilateral India dengan sejumlah negara mayoritas Muslim di Timur Tengah, Afrika, hingga Indonesia. Sejak Bharatiya Janata Party (BJP) berkuasa, berbagai serangan dan ujaran kebencian dari pejabat pemerintah India kerap terjadi terhadap komunitas Muslim minoritas. Beberapa bulan sebelum kasus di India ini terjadi, pada Pemilihan Presiden Perancis 2022 salah satu calon Presiden Perancis, Marine Le Pen, berencana menerapkan larangan penggunaan hijab apabila dirinya terpilih. Pasalnya, Le Pen menganggap bahwa hijab adalah bagian dari seragam organisasi Islam radikal. Sedangkan di Inggris, Islamofobia masih menjadi isu serius yang harus diperhatikan. Data dari Departemen Dalam Negeri Inggris memperlihatkan bahwa kejahatan berbasis kebencian agama kebanyakan diarahkan pada warga Muslim. Bahkan Walikota London, Sadiq Khan, pernah menerima ancaman pembunuhan dan dikaitkan dengan ekstremisme hanya karena Sadiq beragama Islam.


Berkaca pada beberapa fenomena terbaru ini, Islamophobia masih menjadi isu serius yang harus diperhatikan. Prasangka buruk masyarakat luar negeri terhadap Ummat Muslim seakan telah menjustifikasi berbagai bentuk kekerasan verbal hingga fisik. Sebagai salah satu diaspora organisasi Islam Indonesia di luar negeri, KAHMI Eropa Raya memandang isu ini kerap kali bergulir dan dibutuhkan perhatian khusus dari pengambil kebijakan, akademisi dan juga publik. Tidak hanya itu, anggota-anggota KAHMI Eropa Raya yang tersebar di Eropa dan Inggris Raya ingin turut berpartisipasi dalam membahas isu ini dengan membagikan pengalaman ke khalayak umum.

Pada Jumat tanggal 1 Juli 2022, Majelis Perwakilan KAHMI Eropa Raya mengadakan Webinar yang bertajuk Wajah Islam di Luar Negeri : Islamopobhia tak berujung?. Webinar ini diadeakan dalam rangka mendapatkan pencerahan mengenai islamophobia yang sering terjadi di luar negeri, terutama di benua eropa. banyak warga eropa yang memiliki stigma negative tentang islam. Webinar ini dihadiri oleh puluhan orang dari berbagai negara di dunia yang dimoderatori Oleh Haifz Noer, Kepala Bidang Politik dan Hubungan Internasional KAHMI Eropa yang juga merupakan Mahasiswa S2 di University College London.

Webinar dibuka oleh Choirul Anam PhD (Cand) selalu Ketua Umum KAHMI EROPA Raya, menyampaikan tentang pentingnya peran Kahmi Eropa sebagai bagian diaspora dunia untuk bagaimana merespon Islamphobia yang terajdi di Eropa dan di seluruh dunia. “Saya percaya bahwa KAHMI Eropa memiliki peran untuk menjadi duta yang dapat memberi narasi positif islam ditengah islamphobia yang terjadi” ujar Anam yang merupakan mahasiswa S3 Bidang Kebijakan Publik di Ceko.
Hadir pula sebagai pembicara yaitu Duta besar Republik Indonesia untuk Prancis Yang Mulia Muhammad Oemar, pengamat politik Prof. Dr. Siti Zuhro, MA dan juga Nuriyatul Lailiyah dari Fatayat NU Jerman. Dalam paparannya, Dubes Muhammad Oemar menyoroti mengenai tugas umat islam, terlebih umat islam Indonesia untuk menunjukkan wajah islam yang ramah dan moderat kepada dunia. “Di Prancis sendiri, memang Islamophobia digaungkan oleh beberapa partai politik sayap kanan yang sering memainkan isu-isu anti imigran yang kemudian bermuara pada islamophobia” Ujar Mantan Kasatwapres ini.

Prof. Dr. Siti Zuhro turut menggaris bawahi bahwa isu islamophobia sarat akan kepentingan politik. “Barat melihat bahwa islam bisa menjadi ancaman bagi mereka, terlebih islam pernah Berjaya di masa lampau” Ujar Siti Zuhro. “Maka dari itu penting bagi kita untuk memperlihatkan kepada dunia bahwa islam adalah agama damai, kita umat muslim harus menjadi agen-agen penyebar syiar islam yang sejuk dan menyejukkan” Zuhro menambahkan. Selain itu, Nuriyatul Lailiyah menjelaskan mengenai kondisi islam di eropa dari dulu hingga saat ini dan mengaitkannya dengan peran pesohor-pesohor muslim dunia untuk membantu merubah wajah islam menjadi lebih sejuk.

Webinar ini diharapkan menjadi wadah diskusi dan sharing informasi bagi banyak pihak. Diharapkan semua kita sebagai umat muslim harus berkontribusi dalam memajukan islam yang harus menjadi agama yang rahmatan lil alamin dan menjadi penyejuk dunia. Bukan tidak mungkin jika itu terjadi maka islam kembali lagi kemasa-masa kejayaannya di masa depan.
Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI