Suharso Suarakan Pembangunan Inklusif dalam Forum Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular

| Rabu, 23 November 2022 | 10.22 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa suarakan pembangunan inklusif dalam Forum Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular yang digelar di Provinsi Bali, Rabu (16/11/2022). Forum ini merupakan side event dari acara KTT para pemimpin G20.


Gagasan ini dinilai sebagai solusi untuk menghadapi masalah global yang tumpang tindih. “Dana Moneter Internasional memproyeksikan tingkat inflasi pada tahun 2022 di negara maju menyentuh angka 6%. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam empat dekade, dan mendekati 9% di negara berkembang,” ujar Menteri.

Selain krisis ekonomi, Menteri juga mengatakan bahwa Covid-19, gangguan rantai pasok global dan perubahan iklim merupakan masalah-masalah yang sedang dihadapi dunia.  

“Kita telah menyaksikan bahwa kesenjangan pembangunan yang melebar tidak hanya terjadi antar negara, tetapi juga di dalam negara,” tutur Menteri. 

“Meningkatnya ketidaksetaraan di negara-negara berkembang dipengaruhi oleh hilangnya pendapatan yang parah dan gangguan pekerjaan yang dialami oleh kelompok-kelompok rentan terutama di Amerika Latin dan Karibia, serta Afrika Sub-Sahara,” lanjutnya. 

Menurutnya, kemunduran besar pembangunan tersebut menghambat upaya untuk mempercepat implementasi penuh Agenda 2030 untuk SDGs. Menyikapi berbagai permasalahan yang ada, Menteri menegaskan bahwa business as usual bukan lagi solusi untuk mengatasi masalah global dan lintas sektroral.

“Diperlukan pemulihan berkelanjutan untuk membangun masyarakat yang tangguh. Oleh karena itu, ada desakan untuk menetapkan perhatian kita lebih dari sekadar mempromosikan pertumbuhan, menjadi pembangunan inklusif,” ungkapnya.

Menurutnya, menciptakan pertumbuhan inklusif hanya berfokus pada peningkatan pendapatan. Sementara pembangunan inklusif terdiri dari berbagai dimensi yang komprehensif.

“Pembangunan inklusif berfokus pada distribusi kesejahteraan di masyarakat secara keseluruhan. Pembangunan inklusif juga mengacu pada transformasi struktur ekonomi produksi, yaitu peningkatan pangsa industri dan jasa dari basis pertanian,” ungkapnya.

Menteri mengatakan, pembangunan inklusif juga mengacu pada meningkatnya indikator sosial kesehatan dan pendidikan, antara lain angka harapan hidup, angka kematian ibu dan bayi, angka melek huruf dan tingkat pendidikan.

Acara diakhiri dengan penandatanganan pernyataan bersama tentang pembangunan inklusif melalui Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular oleh Menteri Suharso dengan Presiden Islamic Development Bank Muhammad Sulaiman Al Jasser.
Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI