Tulus Dekat dengan Rakyat, KSAD Dudung Dinilai Mewarisi Semangat Jenderal Soedirman

| Selasa, 29 November 2022 | 23.13 WIB

Bagikan:

Faktanews.id - Pakar Komunikasi Kolitik dan Militer dari Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting menilai, kedekatan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman dengan rakyat mewarisi semangat Jenderal Soedirman. Hal ini disampaikan Ginting terkait ketanggapan Dudung hadir di tengah-tengah masyarakat Cianjur yang terdampak bencana alam, Gempabumi.


“Bencana alam di Cinjur itu hari pertama dan hari ketiga Jenderal Dudung hadir di sana. Jadi memang pak Dudung menjadi contoh bagaimana TNI dekat dengan rakyat. Iya (mewarisi semangat Jenderal Soedirman),” ujar Ginting saat dihubungi, Kamis (29/11/2022).

Tak hanya mendatangi rakyat yang terdampak bencana, menurut Ginting, kunjungan Jenderal Dudung ke sejumlah pesantren dan menemui ulama serta santri juga menjadi bukti bahwa Jenderal Dudung meneladani semangat Jenderal Soedirman. 

“Iya bagaimanapun juga dua hijau ini tidak bisa dipisahkan, Islam dan TNI khusunya Angkatan Darat. Itu kan menyatu sejak melawan penjajahan belanda kan. Jenderal Soedirman punya background Muhammadiyah, Nasution punya background Muhammadiyah, dan ketika peristiwa 10 November 45 itu bagaimana teman-teman NU mengumandangkan takbir melawan penjajah. Jadi itu menyatu,” katanya.

“Jadi kemudian TNI itu antara lain sumbernya laskar-laskar, termasuk dalam hal ini laskar Islam. Jadi menunggal TNI dengan rakyat itu harus dicerminkan dengan mendekatkan diri dengan rakyat karena TNI kan anak kandung dari rakyat,” tambahnya.

Dengan begitu, menurut Ginting, wajar saja jika semangat dan kedekatan Jenderal Soedirman dengan rakyat tersebut menjadi inspirasi bagi Jenderal Dudung dalam menjalankan tugas kenegaraan. Jika TNI tidak manyatu dengan rakyat dalam peristiwa gerilya, Ginting menjelaskan tidak akan ada yang memberi perlindungan terhadap Jenderal Soedirman, yang kini menjadi pahlawan nasional itu. 

“Dalam peristiwa gerilya itu bagaimana kemudian Jenderal Soedirman bisa diterima oleh rakyat karena dia dekat dan menyatu dengan rakyat. Kalau tidak siapa yang membantu TNI di ranah geriliya itu, siapa yang memberi makan, siapa yang memberi minun, siapa yang memberi perlindungan dan segala macam,” jelasnya.

Oleh karenanya, Ginting mengatakan bahwa kedetakan Jenderal Dudung dengan rakyat adalah contoh pemimpin yang dapat dijadikan inspirasi bagi generasi muda. Hal itu dapat dilihat ketika Dudung dalam berbagai kesempatan memerintahkan jajarannya membantu masyarakat karena dia tidak ingin melihat rakyat mengalami kesulitan. 

“Pak Dudung menjadi contoh bagaimana TNI dekat dengan rakyat. Apalagi yang memiliki komando teritorial, wilayah, itu kan Angkatan Darat sampai tingkat desa, ada bibinsa. Itu yang disebut Jenderal Dudung sebagai mata-hati dan telinganya Angkatan Darat di tengah-tengah masyarakat. Karena itu tidak boleh ada rakyat yang kesulitan, itu harus dibantu,” papar Ginting.

Tak sampai di situ, Ginting juga menjelaskan bahwa Jenderal Dudung adalah sosok pekerja ikhlas dalam mejalankan tugas negara. Disebutkan, Dudung memberi contoh kepada anak buahnya dalam menjalankan tugas negara. 

“Dia meninjau di medan-medan operasi, dia pasti berangkat, baik keperbatasan Tmur Leste, parbatasan Papua Nugini, perbatasan Malaysia karena dia memang pemimpin lapangan. Jadi dia tidak ada masalah ditempatkan dimana saja. Dia juga berpikir anak dari bawah menjadi jenderal,” jelasnya.

Dia lantas berharap, Jenderal Dudung terus meneladani Jenderal Soedirman dalam menegakkan kedaulatan mempertahankan wilayah, dan melindungi segenap warga negara dan tumpah darah Indonesia. Sebab, tiga hal itu merupakan tugas pikok TNI.

 “Ancamannya kedaulatan ini tidak bisa main-main dan ujung tombaknya adalah Angkatan Darat karena kedulatannya ada di wilayah yang mau diambil, yang ingin lepas seperti Papua. Ancamannya di situ, dan itu tdk bisa panglima TNI kalau tdk bekerja sama dengan kepala staf Angkatan Darat,” katanya. 

“Di sini pak Dudung sudah menunjukkan reputasinya dalam menjaga kedaulatan di Timur-Timur di awal masa dia menjadi perwira remaja, perwira pertama, dan juga dalam beberapa kasus seperti di aceh, maluku. Jadi bampir semua pertempuran sudah dia penuhi,” pungkas Ginting.
Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI