Pakar: KSAD Dudung Cepat Implementasikan Arahan Presiden Antisipasi Krisis Pangan

| Sabtu, 14 Januari 2023 | 08.40 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Pakar komunikasi politik dan militer dari Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting menilai tepat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman langsung tancap gas menerjamahkan dan mengimplementasikan arahan presiden Jokowi dalam mengatasi ancaman krisis pangan dan ancaman krisis energi di Indonesia. 


Sebab, krisis pangan yang sedang melanda dunia pada tahun ini, bersamaan dengan krisis keuangan dan krisis energi. Harga pangan naik, terjadi pembatasan ekspor pangan, dan beberapa jenis pangan masih tergantung pada impor. Sehingga diperlukan solusi penyediaan pangan berbasis sumber daya lokal bagi sekitar 275 juta penduduk Indonesia.

“Semua pihak tidak bisa berpangku tangan saja, melainkan harus turun tangan, termasuk instansi militer, dalam hal ini TNI Angkatan Darat. Apalagi ancaman kelaparan sebagai dampak dari krisis pangan adanya di wilayah daratan, wilayahnya TNI-AD. Kepala negara mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berupaya mengatasi krisis pangan dan energi di Indonesia,” ujar Selamat saat dihubungi, Jumat (13/1/2023).

Menurut Selamat, sangat wajar apabila KSAD Jenderal Dudung Abdurachman menerjemahkan dan mengimplementasikan ajakan Presiden untuk sama-sama mengatasi krisis pangan dan ancaman krisis energi di Indonesia. Misalnya membangun peternakan sapi, budi daya ikan tawar, perkebunan, dan manunggal air di sejumlah daerah. Dan
itulah bagian dari turut membantu negara dalam mengatasi krisis pangan, dan masih menjadi bagian dari strategi pertahanan. 

Kendati begitu, lanjut Selamat, TNI tetap harus meningkatkan kemampuannya sebagai militer profesional, terutama dalam menghadapi ancaman atau gangguan dari negara lain. Untuk yang tidak berupa perang fisik, bisa dilakukan melalui operasi militer selain perang (OMSP).

“OMSP ini bukan hanya ada di Indonesia saja, sejumlah negara di dunia pun menerapkan hal yang sama. Termasuk Amerika Serikat, Cina, Jepang, dan Singapura. Di sini militer mengembang misi kemanusiaan demi kepentingan negaranya,” katanya.

Sementara itu, Selamat juga memamaparkan tentang relevansi krisis pangan terhadap pertahanan, persatuan dan kesatuan. Menurutnya. 
Indonesia menempati posisi negara keempat di dunia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak, saat ini sekitar 275 juta penduduk. Dunia sedang menghadapi ketidakpastian situasi global akibat perang antara Rusia dengan Ukrainia. Belum lagi ancaman lanjutan perang Korea, serta Tentara Cina berpotensi menduduki Taiwan. Termasuk adanya perubahan iklim dan tiga tahun lamanya dunia diserang Covid-19. Ekonomi dunia pada tahun ini diperkirakan gelap, disertai ancaman inflasi dunia yang bisa mencapai 80 persen. Artinya akan ada sekitar 66 negara di dunia akan mengalami kebangkrutan, seperti yang diingatkan Sekjen Perserikatan Bangsa-Banagsa (PBB).

“Kita beruntung, karena beras sebagai makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia masih mudah dicari dan harganya relatif stabil. Namun, ke depan tetap harus diantisipasi, karena ancaman kelaparan yang melanda dunia dapat berdampak juga di Indonesia,” paparnya.

“Jadi program TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) harus memperhatikan masalah krisis pangan ini. Sebab krisis ini dapat menggangu stabilitas dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa yang menjadi tugas pokok TNI dalam menjaga kedaulatan dan persatuan wilayah Indonesia,” tambahnya.

Selamat menjelaskan bahwa krisis di sebuah negara akan bisa merembet ke negara lainnya. Hal ini bisa berakibat terjadinya perang untuk mencari pangan dan energi di negara yang kayak akan pangan dan energi. Negara-negara kolonial menduduki sejumlah bangsa di Kawasan Asia dan Afrika, antara lain karena mengincar kekayaan alam untuk dapat menghidupi warga negaranya.
  
Dengan begitu, Selamat menilai bantuan KSAD Dudung kepada masyarakat cukup tepat. Menurutnya, kedekatan dan kemanunggalan TNI dengan rakyat merupakan modal utama dalam pembangunan inti kekuatan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta (sishankamrata). 

“TNI sangat menyadari dahsyatnya kekuatan melalui kebersamaan yang dibangun bersama rakyat. Tanpa rakyat, TNI tdak akan kuat. Tidak ada kemenangan dala perang gerilya, tanpa kehadiran dan perlindungan rakyat. Maka wajar dan wajib hukumnya jika TNI juga memberikan perlindungan kepada rakyat. Di situlah akan tumbuh bibit rasa cinta dan rasa memiliki TNI.  Memang secara universal, tugas militer untuk berperang. Tetapi pada masa damai, tentara akan turun ke lapangan untuk membantu kesulitan rakyatnya dan membantu program pembangunan,” jelas Selamat.

“Pada masa damai inilah semua komponen bangsa tidak boleh lengah, TNI harus menyiapkan diri dari kemungkinan buruk terjadinya perang. Peristwa dadakan penyerbuan tentara Rusia ke Ukrania wajib menjadi pembelajaran, sewaktu-waktu bisa terjadi pada negara yang lemah,” ucapnya.

Terkait pemberian 20 unit rumah dinas kepada prajurit di Sulawesi Selatan, Selamat mengatakan hal itu merupakan salah satu kewajiban pimpinan TNI. Apalagi saat ini masih banyak prajurit yang belum mendapatkan perumahan di kesatriannya. Mereka masih mengontrak di luar kesatrian, sehingga dengan dibangunnya perumahan prajurit akan sangat membantu. Terutama apabila negara membutuhkan kehadirannya secepat mungkin untuk mengatasi ancaman bencana alam, dan ancamann konflik bersenjata, mereka bisa cepat dan sigap. 

“Urusan penyedianaan perubahan juga masih menjadi bagian dari urusan pembinaan dan pemyiapan prajurit oleh Kepala Staf Angkatan,” kata Selamat yang juga wartawan senior bidang politik pertahanan keamanan negara ini.

Selamat kemudian memberikan sedikitnya dua saran kepada Jenderal Dudung dalam menjaga persatuan dan kebhinekaan. 

Pertama, Jenderal Dudung fokus kepada tujuan nasional Indonesia, yakni melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial; 

Kedua, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman militer serta ancaman bersenjata terhadap keutuhan bangsa dan negara.

Ketiga, Jenderal Dudung menjalankan operasi militer untuk perang dan operasi militer selain perang (OMSP), serta ikut secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian dunia. Untuk menghadapi spektrum ancaman nasional yang semakin komplek, TNI juga dituntut menjadi perekat kemajemukan dalam menjaga kebhinekaan.


Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI