Kritik dan Solusi JK

| Selasa, 20 Juni 2023 | 10.25 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Sosok Jusuf Kalla (JK) selalu menarik disimak. Ia salah satu elite nasional yang menentukan, sehingga pemikiran dan kritik-kritiknya  terhadap pemerintah banyak menulai kontroversi. Dalam dialog Kick Andy di Metro TV awal Juni 2023, JK menjelaskan berbagai hal tentang pembangunan, resiko politik dan ekonomi yang dihadapi bangsa.

 
JK mengkritisi kebijakan Jokowinomic yang terlalu ambisius membangun Indonesia sentris dengan berbagai terobosan. JK mengkritik kebijakan ekonomi terlalu boros. Demikian pula dengan Investasi asing tidak memecahkan masalah ketenagakerjaan, di mana jutaan orang Indonesia masih menganggur. Arti penting pembangunan adalah menyerap tenaga kerja yang banyak.

Sebagaimana diketahui saat ini Indonesia menghadapi bonus demografi kaum muda milenial yang jumlahnya besar, hampir 100 juta. Dalam kritis terhadap pemerintah Jokowi, JK menggunakan data BPS dan sumber kredibel, sehingga kritik ini menjadi penting untuk pembenahan kebijakan pemerintah dan bagaimana menyelesaikan tugas-tugas pemerintahan di ujung periode saat ini. 

Disini dapat dimengerti posisi pemikiran JK yang memberikan kritik dengan disertai solusi. Pandangan kontroversial tentang kenyataan bahwa lebih dari 50 persen ekonomi nasional dikuasai oleh segelintir orang adalah satu persoalan serius yang harus ditangani. Untuk menghindari konflik sosial dan kesenjangan memerlukan solusi. 

JK beralasan apabila tidak cepat ditangani dan disaat masalah ini bertemu dengan krisis kebangsaan lainnya, maka potensi konflik dan bahkan revolusi sosial bisa terjadi. Hal yang perlu diantisipasi adalah praktek investasi asing di sejumlah wilayah di Indonesia Timur seperti di Morowali, Sulteng dan di Halmahera, Maluku Utara dimana dikedua kawasan industry baru itu seringkali terjadi konflik antara buruh lokal dengan tenaga kerja asing. 

Dalam dobble cross check, JK berani mengungkap secara lugas, terang benderang dan presisi tentang praktek investasi dan pembangunan yang dipandangnya belum menyentuh akar permasalahan di mana setiap investasi harus memberikan manfaat dan peluang bagi anak-anak bangsa. Selain itu, hilirisasi nikel banyak disoroti berbagai pihak telah memperkaya Negara lain, China mendapatkan untung sebesar-besarnya ditengah harga nikel yang melonjak naik. 

Sebagaimana diketahui, disaat krisis pandemi Covid 19,ekonomi Indonesia diselamatkan oleh berbagai produk unggulan diantaranya; kepala sawit dan nikel. Namun, seperti yang dikiritik JK, pemerintahan Jokowi harus mengutamakan kepentingan nasional. Segala usaha tak makin memperkaya pengusaha-pengusaha yang sudah besar, ditengah berbagai komponen masyarakat lainnya menghadapi berbagai kesulitan usaha, khususnya pada level pengusaha kecil dan menengah.


Modalitas JK


Sebagai pengusaha dengan modalitas yang luarbiasa dalam perjalanan hidupnya, JK, mantan Wakil Presiden masa SBY dan Jokowi itu, meyakini bahwa kalau tidak diatasi ketimpangan sosial, dengan mudah akan memicu kerusuhan.

Pernyataan ini diungkapkan dengan cara berpikir yang lugas khas seorang JK dengan kearifan yang tinggi, ibarat seorang begawan yang sedang memberikan nasehat. Ia  mengungkapkan kebenaran secara jujur dan lugas agar mudah dimengerti pihak-pihak terkait, terutama para pengembil kebijakan, dan tentu saja juga agar diketahui khalayak luas agar mendapatkan respond secara bijaksana. 

JK berpandangan bahwa apabila krisis ekonomi bersamaan dengan krisis politik, maka ekskalasi konflik bisa meninggi dan akan berpotensi konflik laten dan bahkan masalah sosial yang lebih serius.

Mencermati cara berpikir JK, penting dalam memahami konteks perkembangan politik Indonesia yang saat ini memasuki tahun politik menjelang pilpres 2024.

Sebagai sosok negarawan dalam pengertian formal dan substantif, JK hendak mengajak generasi bangsa ini agar dalam berpolitik perlu memikirkan resiko politik dan dampak yang ditimbulkan apabila para penyelenggara Negara tidak berpikir rasional-obyektif dan efisien-efektif untuk membawa bangsa ini didalam kompetisi antar bangsa, antar berbagai kekuatan global yang kini menghadapi kondisi uncertainly, ketidakpastian. Soal relasi antar kekuatan masyarakat, misalnya etnis yang kaya dalam ekonomi dengan etnis yang kuat dalam politik dan masyarakat yang lemah dalam ekonomi. Maka akan menjadi bom waktu. 

Disini tempat bagi JK dalam setiap perubahan dan momentum pergantian kepemimpinan nasional saat ini. Dimana bangsa ini memerlukan teladan dan panutan yang bersua. 

Tetapi hal paling menarik dari sosok JK adalah bahwa didalam setiap kritik yang jujur dan obyektif tersebut, terdapat keteladanan dan nilai kenegarawanan yang selalu terpatri didalamnya.

Oleh: Sidratahta Mukhtar

Staf pengajar ilmu politik UKI dan dosen program Doktor STIK-PTIK
Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI