Bernasindonesia.com - Periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) yaitu 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan bayi adalah kunci utama pencegahan stunting. Periode ini merupakan masa yang paling kritis dalam tumbuh kembang anak. Artinya, jika ingin menurunkan angka stunting harus ada peningkatan gizi buat ibu hamil salah satunya terpenuhinya asupan asam folat dan nutrisi lainnya agar pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan dapat berlangsung dengan baik.
Anggota DPD RI yang juga aktivis perempuan Fahira Idris mengungkapkan selain asam folat, ibu hamil juga harus dipastikan mengonsumsi nutrisi utama seperti karbohidrat, lemak dan protein. Selain itu, juga harus mengonsumsi asupan yang kaya akan vitamin dan mineral, asam folat, kolin, magnesium, yodium, zinc, vitamin A, vitamin B, dan vitamin D dengan seimbang.
“Saya amati, saat ini wacana pencegahan stunting yang beredar di publik termasuk yang disampaikan kandidat capres/cawapres masih sepotong-potong. Padahal jika bicara pencegahan stunting harus disampaikan komprehensif. Pencegahan stunting adalah sebuah proses dan tahapan yang berkelanjutan terutama sejak masa 1.000 hari pertama kehidupan,” ujar Fahira Idris di Jakarta (5/12).
Menurut Caleg DPD RI Dapil DKI Jakarta ini, setidaknya terdapat lima langkah pencegahan stunting sejak awal kehamilan. Pertama, memastikan semua ibu hamil di Indonesia melakukan pemeriksaan rutin untuk memantau perkembangan tumbuh kembang janin. Langkah ini sangat efektif untuk mendeteksi apabila ada kejanggalan pada kesehatan janin dan ibunya sehingga dokter dapat melakukan penanganan lebih awal dan mencegah agar janin tidak mengalami risiko stunting serta menjaga kesehatan sang ibu.
Langkah kedua, pemenuhan kebutuhan nutrisi dan zat besi dimulai dari 1000 HPK. Ke depan siapapun Presiden yang terpilih harus punya program yang memastikan ibu hamil mengonsumsi nutrisi utama seperti karbohidrat, lemak dan protein, termasuk asupan yang kaya akan vitamin dan mineral, asam folat, kolin, magnesium, yodium, zinc, vitamin A, B, dan D dengan seimbang. Sementara pemenuhan zat besi, dibutuhkan ibu hamil untuk memproduksi hemoglobin. Sel darah merah segar mengandung hemoglobin yang cukup untuk melancarkan aliran darah dan membawa oksigen serta nutrisi untuk pertumbuhan janin.
Pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai langkah ketiga juga tidak kalah penting jika berbicara soal pencegahan stunting. Menerapkan PHBS dapat mencegah ibu hamil terinfeksi bakteri, virus, atau parasit tertentu yang jika dialami ibu hamil dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan yang lebih serius, seperti pertumbuhan janin yang tertunda atau cacat lahir.
“Langkah keempat yang mungkin sering kita abai adalah bahaya asap rokok bagi ibu hamil. Sebagai perokok pasif, ibu hamil berisiko mengalami abortus, pelepasan plasenta, kelahiran prematur, dan cacat janin. Langkah terakhir yang juga sangat penting mencegah stunting adalah ibu hamil sangat disarankan olahraga teratur agar imun tetap terjaga,” pungkas Fahira Idris.