Berantas DBD, Masyarakat Diminta Pro Aktif

| Selasa, 02 April 2024 | 07.49 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Kasus demam berdarah dengue atau DBD di Jakarta yang terus meningkat sejak awal Februari 2024 hingga saat ini harus mulai menjadi perhatian semua pihak. Selain gerak cepat pemerintah provinsi (pemprov), pencegahan DBD di Indonesia yang masih bertumpu pada pengendalian vektor sangat memerlukan keterlibatan masyarakat secara aktif. Salah satunya dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) lewat Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik.

 
Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris mengungkapkan, hingga saat ini Dengue yang merupakan penyebab utama kasus demam yang memerlukan perawatan di rumah sakit, masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Sejak pertama kali muncul di Indonesia tepatnya dilaporkan pada tahun 1968 di Jakarta dan Surabaya, kasus Dengue hingga saat ini terus meningkat dan meluas hampir di seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
 
Berdasarkan pengalaman pencegahan dan penanggulangan DBD, salah satu upaya pencegahan yang cukup efektif adalah melalui juru pemantau jentik atau Jumantik yang bertugas melakukan pemeriksaan, pemantauan, dan pemberantasan jentik nyamuk khususnya Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Namun, efektivitas program ini juga sangat bergantung kepada peran aktif dari warga yang juga harus berperan sebagai Jumantik di rumahnya masing-masing.
 
“Saat ini, cara paling efektif pencegahan DBD adalah melalui pengendalian vektor. Oleh karena itu penting untuk kita giatkan dan kuatkan lagi Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik yang sangat memerlukan keterlibatan warga secara aktif. Saat ini warga tidak bisa hanya mengandalkan kehadiran Petugas Jumantik saja, tetapi setiap keluarga juga harus juga berperan aktif dalam pemeriksaan, pemantauan, serta pemberantasan jentik nyamuk secara mandiri dan berkala di rumahnya masing-masing,” ujar Fahira Idris.
 
Menurut Fahira Idris, para orang tua tentunya dibantu oleh anggota keluarga yang lain, diharapkan berperan sebagai petugas jumantik di rumahnya masing-masing. Selain mulai kembali melakukan kegiatan 3M+ (mengubur, menguras, menutup, melipat baju-baju tergantung yang sering menjadi sarang nyamuk) semua anggota keluarga juga diharapkan memastikan tidak ada jentik nyamuk di dalam dan sekitar rumah terutama di bak mandi atau genangan air di sampah kaleng atau plastik kemasan air minum serta wadah lainnya.
 
“Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik tidak hanya terbatas pada lingkungan rumah tangga saja, tetapi juga harus diterapkan di lokasi atau tempat di mana masyarakat berinteraksi sehari-hari misalnya di sekolah, kantor, taman dan fasilitas umum lainnya. Jika semua pihak sadar pentingnya PSN, maka DBD bisa kita cegah sedini mungkin,” pungkas Fahira Idris.
 
Sebagai informasi, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta saat ini tengah mengalami kenaikan. Kota administrasi Jakarta Selatan menjadi wilayah yang mengalami kenaikan kasus DBD terbanyak dalam beberapa waktu terakhir.


Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI