Penguasaan Iptek Dianggap Jadi Titik Bangkit Indonesia

| Rabu, 22 Mei 2024 | 00.30 WIB

Bagikan:

Bernasindonesia.com - Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) tahun ini memasuki usia 116 tahun. Sudah seabad lebih, 20 Mei menjadi momentum dan “pelecut” bagi bangsa ini untuk terus bergerak dan bangkit mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa. Jika pada 1908, semangat bangkit lahir dari keinginan besar untuk merdeka dari penindasan, maka saat ini, kebangkitan nasional dimaknai memerdekakan bangsa ini dari ketertinggalan terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).


Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris mengungkapkan, cita-cita Indonesia menjadi negara maju atau sering juga disebut visi Indonesia Emas 2045 memiliki banyak prasyarat. Salah satu yang utama adalah, Indonesia menjadi negara yang menguasai iptek. Tidak ada satupun negara di dunia yang bisa maju jika hanya mengandalkan kekayaan sumber daya alam saja. Semua negara maju di dunia saat ini adalah negara-negara yang menguasai iptek.

“Penguasaan iptek menjadi titik bangkit bangsa kita saat ini dan ke depan. Ini artinya, sebanyak mungkin sumber daya bangsa harus diarahkan untuk mencerdaskan kehidupan segenap rakyat. Sudah saatnya, bangsa ini mengembangkan teknologi sendiri dan dikembangkan oleh peneliti dan perekayasa yang juga anak bangsa,” ujar Fahira Idris di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (20/5).

“Sudah waktunya Indonesia menjadi pemain utama pengembangan iptek di bidang kemaritiman, biodiversitas, teknologi material, dan mitigasi bencana sekaligus menjadi pusat pengembangan bidang teknologi informasi mulai dari komputasi awan, keamanan cyber, dan kecerdasan buatan, setidaknya di kawasan Asia,” sambung Fahira Idris.

Menurut Senator Jakarta ini, dengan kekayaan sumber daya alam dan keragaman hayati sekaligus terletak di wilayah yang rawan bencana, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pengembangan iptek di kawasan Asia dan dunia, terutama dalam bidang kemaritiman, biodiversitas, teknologi material, serta kebencanaan dan mitigasi bencana.

Penguasaan teknologi maritim dan inovasi dalam teknologi perikanan, pengelolaan sumber daya laut, serta pengembangan infrastruktur maritim misalnya, akan menjadi percepatan kemajuan kemaritiman Indonesia. Sumber daya perikanan, pariwisata bahari, dan jalur transportasi laut yang strategis jika dikelola dengan pendekatan iptek akan menjadi kekuatan tersendiri bagi Indonesia yang tidak dipunyai banyak bangsa maju lain di dunia.

Begitu juga dengan pengembangan iptek di bidang biodiversitas. Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, akan menjadi kekuatan dunia jika mampu menghasilkan produk-produk inovatif dalam bidang pertanian, farmasi, dan industri lainnya. Kesemuanya itu bisa terwujud jika ada investasi besar-besaran dalam penelitian dan pengembangan bioteknologi. Bahkan, dengan menguasai teknologi biodiversitas, Indonesia juga akan mampu menjaga kelestarian ekosistem dan keberlanjutan sumber daya alamnya.

“Bayangkan jika Indonesia menjadi pusat pengembangan iptek kemaritiman, biodiversitas, teknologi material, dan mitigasi bencana sekaligus pusat inovasi teknologi komputasi awan, keamanan cyber, dan kecerdasan buatan. Bukan hanya peningkatan ekonomi yang terjadi tetapi juga peningkatan daya saing global serta Indonesia akan mampu menjaga stabilitas nasional dan keamanan dalam negeri dari berbagai ancaman,” pungkas Fahira Idris.


Bagikan:
KOMENTAR
TERKINI